Pertamina Kuasai 70 Persen Produksi Minyak Nasional

Produksi minyak Pertamina mencapai 305,86 ribu barel per hari (bph)

Pertamina
Wisata malam Kutawaru berlatar Kilang Minyak Pertamina di Cilacap.
Rep: Intan Pratiwi Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA--Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Pertamina akan menguasai 70 persen produksi minyak nasional ketika telah resmi mengelola Blok Rokan pada Agustus 2021.


Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto menjelaskan saat ini, Pertamina mengelola 21 persen atau 41 wilayah kerja atau blok migas nasional dari total 191 blok yang ada di Indonesia. Total luas wilayah yang dikelola tersebut mencapai 216,56 ribu kilo meter persegi.

Dari jumlah tersebut Pertamina menjadi operator di 24 blok, memiliki hak partisipasi (participating interest/PI) di 14 blog dan juga joint operating body (JOB) di tiga blog. "Kalau nanti Rokan masuk, Pertamina akan kuasai 70 persen dari produksi nasional," kata Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/10).

Saat ini produksi minyak Pertamina mencapai 305,86 ribu barel per hari (bph) atau 43 persen dari produksi nasional yang sebesar 710,19 ribu bph pada posisi September 2020.

Sebagai badan usaha milik negara (BUMN) Pertamina tentu menjadi harapan. Oleh karenanya Dwi berharap agar Pertamina lebih agresif terutama dalam melakukan ekplorasi ke depannya untuk menemukan cadangan minyak baru yang bisa diproduksi. Sebab diyakini Dwi, potensi penemuan cadangan minyak di tanah air masih besar.

Apalagi, kata Dwi, lima anak usaha Pertamina yang bergerak di hulu juga masuk dalam 10 besar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dengan capaian produksi siap jual (lifting) minyak terbesar di antaranya PT Pertamina EP 79,8 ribu bph, PT Pertamina Hulu Mahakam 29,26 ribu bph, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd 28,89 ribu bph, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur 9,8 ribu bph.

"Jadi memang terlihat kita berharap betul Pertamina bisa berperan lebih baik ke depan," ujar Dwi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler