Coca-Cola Hentikan Produksi 200 Merek Minuman

Penghentian produksi Coca-Cola didominasi kategori minuman 'hydration'.

Pixabay
Penghentian produksi Coca-Cola didominasi kategori minuman 'hydration' (Foto: Ilustrasi Coca-Cola)
Rep: Rahma Sulistya Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Coca-Cola akan menghentikan sekitar 200 merek minuman produksinya. Keputusan tersebut membuat Coca-Cola mengurangi produksi hampir separuh merek miliknya.

Pihak Coca-Cola menyampaikan, merek yang terkena penyetopan didominasi minuman dalam kategori 'hydration'. Beberapa merek ternama kemungkinan besar akan terkena imbasnya. Berdasarkan catatan, pendapatan Coca-Cola saat ini didominasi merek terbesarnya, seperti Coke, Sprite, dan Fanta.

“Minuman kategori itu mencakup merek-merek seperti Dasani, Powerade, dan Smart Water, lebih dari setengah merek minuman produksi kami, secara kolektif hanya menghasilkan 2 persen pendapatan keseluruhannya,” kata CEO Coca-Cola, James Quincey, dikutip dari businessinsider, Sabtu (24/10).

Baca Juga



Coca-Cola memutuskan hal ini agar dapat menggali potensi terkuat untuk menumbuhkan basis konsumen mereka. Mereka juga akan meningkatkan frekuensinya dengan dorongan margin.

Meski menghentikan beberapa merek, perusahaan akan terus mengeksplorasi kategori minuman baru. Coca-Cola akan meluncurkan Topo Chico Hard Seltzer di Amerika Latin pada kuartal ketiga, melalui perjanjian dengan Molson Coors Beverage Co. Coca-Cola juga akan meluncurkan produk itu di AS pada paruh pertama 2021.

Pendapatan bersih pada kuartal Coca-Cola hingga September turun 9 persen menjadi 8,7 miliar dolar AS. Penurunan jumlah minuman ini terkena imbas karena sejumlah restoran yang masih tutup, dan masyarakat belum memilih untuk makan di luar.

Namun, menurut survei Refinitiv, perusahaan akan menembus ekspektasi pendapatannya dengan pendapatan sekitar 300 juta dolar AS lebih tinggi dari prediksi analis. Coca-Cola mencatat penurunan volume yang paling kecil ada pada minuman ringan bersoda, termasuk Sprite dan Fanta, keduanya hanya turun sebesar satu persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler