Eks Timses Jokowi Ditunjuk Jadi Komisaris PLN

Menteri BUMN merombak struktur direksi PLN dengan menambah posisi direktur pemasaran.

Antara
Gedung PT PLN Pusat
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Eko Sulistyo sebagai Komisaris PT PLN (Persero). Pengangkatan Eko sebagai Komisaris PLN tertuang dalam keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN Nomor SK-330/MBU|10|2O20 tanggal 9 Oktober 2020 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

"Dengan ini disampaikan bahwa RUPS mengangkat Eko Sulistyo sebagai Komisaris," bunyi surat tersebut seperti dalam keterangan pers tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (26/10).

Baca Juga


Eko Sulistyo merupakan sempat menjadi tim sukses Jokowi sejak Pilkada Solo. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan.

PLN menjadi salah satu BUMN yang menjadi perhatian Erick. Mantan pemilik klub Inter Milan itu meminta tidak mengabaikan aspek servis kepada publik dalam sektor kelistrikan.

Erick menilai aspek transparansi dan akuntabilitas yang sangat penting dimiliki PLN sebagai penyedia jasa kelistrikan satu-satunya di tanah air.

Erick mengaku sengaja mengubah struktur organisasi PLN dengan menempatkan satu posisi baru yakni direktur pemasaran agar mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Kita tidak mau mentang-mentang PLN monopoli (listrik), apa yang sekarang menjadi servisnya tidak diprioritaskan jangan gara-gara karena monopoli. Servis ke pelanggan mesti terus ditingkatkan," ujar Erick beberapa waktu lalu.

Erick juga menyinggung isu yang sedang ramai dibicarakan mengenai melonjaknya tagihan listrik masyarakat. Erick menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik.

Erick menuturkan, lonjakan tagihan listrik lantaran penagihan beberapa bulan dilakukan dalam satu waktu sehingga angkanya tampak membesar lantaran adanya pandemi Covid-19.

"Yang tadinya bulanan karena kemarin ada Covid-19, tidak tertagihkan, baru tertagihkan pada bulan yang bjsa ditagihkan, padahal itu tagihan berapa bulan jadi satu. Memang kita kita biasa kalau tidak ditagih lupa, pas ditagih marah padahal kita tidak lihat breakdown-nya," lanjut Erick.

Erick menilai apa yang dilakukan PLN sudah tepat dengan mengumumkan skema pembayaran tagihan listrik yang bisa dilakukan dengan cara mencicil.

Kendati begitu, Erick meminta PLN terus meningkat kinerja dan pelayanan terhadap masyarakat dengan melakukan sejumlah inovasi. Erick mendorong PLN melakukan inovasi pada sisi distribusi hingga procurement.

"Itu juga akan kita lakukan karena kita tidak mau capex PLN sampai Rp 100 triliun, saya nggak mau, saya minta cut 30 sampai 40 persen," kata Erick.

Erick menilai capital expenditure (capex) atau pengeluaran modal harus sesuai dengan kebutuhan dan rantai pasok, bukan justru sebagai ajang proyek semata.

"Kadang-kadang capex jadi proyek, kita tidak mau apalagi kalau tidak jelas supply chain dan kebutuhannya. Ini salah satu capex PLN yang sedang kita tinjau, mudah-mudahan tidak main proyek, kalau main proyek ya nanti ketemu batunya," ungkap Erick.

Berikut susunan anggota Dewan Komisaris PLN:
1. Amien Sunaryadi sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
2. Suahasil Nazara sebagai Wakil Komisaris Utama sebagai Komisaris Independen
3. Deden Juhara sebagai Komisaris Independen
4. Murtaqi Syamsuddin sebagai Komisaris
5. llya Avianti sebagai Komisaris
6. Rida Mulyana sebagai Komisaris
7. Mohamad lkhsan sebagai Komisaris
8. Dudy Purwagandhi sebagai Komisaris
9. Muhammad Yusuf Ateh sebagai Komisaris
10. Mohammad Rudy Salahuddin sebagai Komisaris
11. Eko Sulistyo sebagai Komisaris


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler