Beda Surga Nabi Adam Dulu dan Surga Umat Islam Kelak 

Surga yang dihuni Nabi Adam dan istrinya berbeda dengan surga kelak.

muslim heritage
Surga yang dihuni Nabi Adam dan istrinya berbeda dengan surga kelak. Ilustrasi surga
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan sebagai manusia pertama, beliau tidak langsung diturunkan ke bumi. Tapi, Allah SWT memberikan pelatihan dulu kepada Nabi Adam dan Hawa di surga, yang dalam bahasa Arab disebut dengan al-Jannah.  

Baca Juga


Pendiri Quantum Akhyar Institute, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menjelaskan  surga yang dihuni Nabi Adam saat itu berbeda dengan surga yang akan dihuni umat Nabi Muhammad SAW kelak. 

“Tapi mohon dicatat, surga yang dimaksud itu bukan surga yang akan kelak kita masuki,” ujarnya saat menjadi pembicara webinar Internasional bertema “Alqur’an sebagai Solusi Kehidupan Manusia”, Ahad (25/10) malam. 

Karena, lanjut dia, surga yang akan dimasuki umat manusia kelak telah diterangkan secara jelas dalam Alquran bahwa surga kelak tidak pernah terlihat, tidak pernah terdengar dari kisah-kisah manusia, dan tidak pernah terpikirkan seperti yang dilamunkan.  

“Dan yang paling menarik (di surga nanti) tidak ada perintah dan larangan lagi, semua hanya kenikmatan,” ucapnya dalam webinar yang diselenggarakan Nusantara Foundation tersebut.  

Sementara, menurut Ustadz Adi Hidayat, surga yang yang menjadi tempat pelatihan Nabi Adam saat itu ada ujiannya, yaitu Allah memerintah Adam untuk tidak mendekati pohon. Hal ini telah dijelaskan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 35:  

 وَقُلۡنَا يٰٓـاٰدَمُ اسۡكُنۡ اَنۡتَ وَزَوۡجُكَ الۡجَـنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوۡنَا مِنَ الظّٰلِمِيۡنَ

Artinya: “Dan Kami berfirman, "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!"  

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, larangan tersebut adalah ujian pertama yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia. “Itu ujian pertama. Jadi di situ disebutkan perintah yang kalau dikerjakan akan melahirkan kenikmatan, kemudian diberikan larangan,” jelasnya.  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler