Patriark Yerusalem Kecam Pernyataan Prancis yang Anti-Islam
Patriark Theophilos III menyerukan dialog yang beradab untuk mengurangi kesenjangan ideologis antara agama yang berbeda - Anadolu Agency
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Patriark Ortodoks Yunani Yerusalem, Theophilos III, Ketua Dewan Pimpinan Gereja Tanah Suci, mengutuk penghinaan Prancis terhadap Islam dan Nabi Muhammad.
Dalam sebuah pernyataan, Patriark tersebut mengatakan dirinya sangat prihatin dengan keadaan dan perkembangan polarisasi akibat politik internal di Prancis.
Dia menekankan kecamannya terhadap Prancis atas penghinaan terhadap agama Islam sama seperti kecamannya yang lain jika penghinaan seperti itu menimpa salah satu agama monoteistik lainnya.
Theophilos III juga mengutuk semua tindakan kekerasan yang menargetkan mereka yang berbeda pendapat atau keyakinan agama, serta menyerukan dialog yang beradab menjadi satu-satunya metode interaksi untuk mengurangi kesenjangan intelektual dan ideologis antara agama dan ideologi yang berbeda.
Pada 2 Oktober, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana kontroversial untuk mengatasi apa yang dia sebut "separatisme Islam" di Prancis, mengeklaim bahwa agama Islam berada dalam "krisis" di seluruh dunia dan berjanji untuk "membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing”.
Minggu lalu, Macron membela kartun yang menghujat Nabi Muhammad, dan mengatakan Prancis tak akan menyerah soal kartun penghinaan tersebut setelah pembunuhan brutal seorang guru SMP Samuel Paty, yang menunjukkan karikatur provokatif di sebuah kelas.
Setidaknya 73 masjid, sekolah swasta, dan perkantoran di Prancis ditutup sepanjang tahun ini, menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis. Prancis adalah negara yang memiliki minoritas Muslim terbesar di Eropa Barat dengan sekitar 5 juta jiwa.