Kiat Sukses Berbisnis Secara Islam, Amanah Menjadi Kunci
Islam memberikan pedoman sukses berbisnis dengan etika luhur
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Berbisnis memang sudah menjadi pilihan banyak orang sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan sampingan. Namun, belum banyak yang tahu bagaimana untuk memulai bisnis yang baik dan benar dan bagaimana membuat bisnisnya meraih sukses?
CEO Katering dan Aqiqah Al Kautsar, Muhammad Farij, mengatakan dimensi spiritual dalam berbisnis harus mampu terus dibangun. Sebab, berbisnis tidak hanya mencari keuntungan karena ada amanah pelanggan yang harus betul-betul dijaga.
Al Kautsar sendiri dipilih Taufiq bukan nama biasa. A diambil dari amanah, l dari lillah (niat karena Allah), k dari kaffah (fokus), a dari al tahadiy (antusias), u dari uswah hasanah, ts dari tsaqofah dan ar dari arrahman arrahim.
"Ts tsaqofah atau pandangan keilmuan dan pemahaman yang baik, ar arrahman arrahim yakni sifat-sifat Allah SWT yang artinya Maha Pengasih dan Maha Penyayang ," kata Farij di Kajian Kewirausahaan FTI Centris dan Al-Fath Universitas Islam Indonesia (UII).
Bisnisnya dimulai dari kecil dengan memasak memakai kayu. Permulaan yang penting jalan dulu, bangun mental hingga konsisten membentuk arus kas. Setelah berjalan, ia mulai memperbaiki dapur dan memasak menggunakan kompor.
Pemasaran melalui situs web. Tahap bertumbuh ditandai dengan memperkuat pemasaran melalui situs web, memperbaiki gudang, menata kembali dapur, menambah timnya dan saat ini sudah memiliki sertifikasi dari pemerintah.
"Hingga sekarang melanjutkan sistem digitalisasi dan mengembangkan ke titik-titik nasional agar memperoleh manfaat yang lebih besar," ujar Farij.
Pemilik CV Pakis Jaya, Taufiq Immawan, menggaris bawahi pentingnya menguasai ilmu sebelum berbisnis. Dalam sebuah hadits dikatakan sukses di dunia harus punya ilmu , begitupun sukses di akhirat yang juga harus punya ilmu.
"Memulai bisnis sebaiknya juga dari bisnis kecil agar dapat tumbuh dengan beragam kondisi karena sesuatu yang dimulai dari kecil akan kokoh, tangguh, dan detailnya juga akan lebih baik," kata Taufiq.
Sebab, kadang pebisnis yang mendapat warisan bisnis orang tua secara finansial bisa menyesuaikan, tapi secara manajerial belum tentu beradaptasi dengan hal yang ada. Manajerial sendiri kemampuan mengelola seluruh elemen yang ada dalam bisnis.
Selain itu, sesuatu yang dibuat secara instan akarnya tidak akan kuat dan kalau mulai dari kecil bisa belajar dari segala proses. Biasanya, jika langsung besar akan menjadi pegawai, bukan pengusaha.
Karenanya, ia menekankan, jangan takut meulai bisnis dari kecil, melakukan percepatan, dan jangan pula selalu kecil dalam jalankan bisnis. Ia menekankan, semua dalam hidup harus diniatkan untuk belajar dan dalam proses ibadah.
"Industri yang lestari atau berkesinambungan juga selalu memikirkan manusia, keuntungan dan lingkungan. Berbisnis secara syar'i akan bermanfaat juga bagi orang sekitar dan mencari keberkahan yang seluasnya," ujar Taufiq.