Jokowi tak Ingin Umat Terjebak Pandangan Ekstrem
Tantangan kehidupan beragama saat ini semakin berat dengan kehadiran media sosial.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ingin umat beragama di Indonesia terjebak pada pandangan-pandangan ekstrim dan melegalkan kekerasan. Karena itu, kata dia, Indonesia membutuhkan tokoh agama yang mampu mempersatukan dan merangkul umat serta mampu melunakkan perbedaan pilihan dan faham menjadi sebuah kekuatan.
“Dibutuhkan figur tokoh-tokoh agama yang mempersatukan, tokoh-tokoh agama yang merangkul, tokoh-tokoh agama yang piawai melunakan perbedaan pilihan dan faham menjadi kekuatan. Sehingga umat tidak terjebak pada pandangan-pandangan yang ekstrim dan melegalkan kekerasan,” ujar Jokowi saat membuka rapat koordinasi nasional Forum Kerukunan Umat Beragama, Selasa (3/11).
Apalagi, kata dia, tantangan kehidupan beragama saat ini semakin berat dengan kehadiran media sosial. Menurut dia, kehadiran media sosial pun tak bisa diabaikan karena tak jarang justru membawa racun seperti hoax dan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan perpecahan.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, Forum Kerukunan Umat Beragama merupakan miniatur kebhinekaan Indonesia. Dia pun berpesan, agar tak ada satupun agama yang ditinggalkan ataupun dipinggirkan.
“FKUB hendaknya menjadi tenda bangsa yang mengayomi semua umat beragama dari beragama kelompok,” ucapnya.
Dia berjanji, pemerintah akan mendukung agar peran FKUB semakin optimal dalam menyemai nilai-nilai moderasi beragama. Menurutnya, moderasi beragama merupakan pilihan tepat dan selaras dengan jiwa Pancasila di tengah adanya gelombang ekstrimisme di berbagai belahan dunia.