Lakukan Hal Berikut untuk Dapat Keutamaan Penghafal Alquran

Keutamaan penghafal Alquran tidak hanya kembali pada dirinya sendiri

Antara/Arif Firmansyah
Keutamaan penghafal Alquran tidak hanya kembali pada dirinya sendiri. Ilustrasi menghafal Alquran
Rep: Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Keutamaan menghafal Alquran tidak hanya kembali pada diri sendiri, tetapi manfaatnya juga bisa dirasakan keluarga, orang terdekat, atau bahkan masyarakat luas. 

Baca Juga


Di antara yang bisa dilakukan adalah dengan memenuhi kebutuhan orang yang sedang berusaha menghafal Alquran.

Pimpinan Pesantren Tahfizh Mutiara Darul Qur'an, Bandung, Ustadz Teguh Turwanto, menukilkan hadits riwayat Ahmad tentang keutamaan mereka yang melayani kebutuhan para penghafal Alquran. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.” (HR Ahmad).

Ustadz Teguh menyampaikan ahli Alquran adalah orang-orang yang senantiasa sibuk dengan Alquran. Mereka diberi keistimewaan sebagai ahlullah (keluarga Allah) dan orang-orang istimewa-Nya. Betapa tinggi kemuliaannya. Imam Malik bin Dinar pernah berkata:

"Wahai para pembawa Alquran! Apa yang telah Alquran tumbuhkan dari diri kalian? Sesungguhnya Alquran adalah penyubur orang-orang beriman sebagaimana hujan adalah penyubur bumi, mengguyur rerumputan kering yang mengandung satu benih, maka tidaklah tempat benih itu berada menghalanginya dari menghijau, melebat, dan menjadi indah. Maka duhai para pembawa Alquran, apa yang telah Alquran tumbuhkan dalam hati-hati kalian?" 

Pimpinan Pesantren Tahfizh Mutiara Darul Quran, Kab Bandung, Jawa Barat, Ustaz Teguh Turwanto. - (dok. Istimewa)

Bagaimana dengan orang yang belum mampu seperti mereka? Janganlah bersedih, perhatikan penjelasan berikut ini. Ahmad bin Abdurrazaq dalam kitabnya Al-Arba'un Al-Qur'aniyyah berkata: 

“Apabila seorang Muslim tidak memiliki kemampuan untuk mempelajari Alquran dan tidak mampu juga menghafalnya, namun dia mampu untuk memberikan dana kepada halaqah-halaqah pengajian, atau menanggung nafkah para penghafal Alquran, maka kondisinya sama dengan seseorang yang menyiapkan perbekalan bagi jihad sebagaimana riwayat yang tercantum di Ash-Shahihain dari Zaid bin Khalid Al-Juhani bahwa Rasulullah SAW bersabda:

عن زَيدِ بنِ خَالدٍ رضي الله عنه، أنَّ رسُولَ اللَّهِ ﷺ قَال: مَنْ جهَّزَ غَازِيًا في سبيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا، ومنْ خَلَفَ غَازيًا في أَهْلِهِ بخَيْر فَقَدْ غزَا

“Barangsiapa menyiapkan keberangkatan seorang tentara Islam dalam jihad di jalan Allah, berarti dia ikut berjihad. Dan barangsiapa membantu kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya, berarti dia ikut berjihad."

Tentang hadis tersebut Ath-Thobari menerangkan bahwa barang siapa yang menolong seorang mukmin dalam beramal kebaikan, maka orang yang menolong tersebut akan mendapatkan pahala semisal pelaku kebaikan tadi. 

Begitu juga dengan seorang yang bersedekah untuk mendukung para penghafal Alquran. Dalam setiap ayat yang dibacakan dan dihafalkan para hafiz (penghafal Alquran, mengalir pula pahala untuk yang bersedekah kepadanya.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler