Kasus Covid-19 di AS Dekati 10 Juta
Kampanye Donald Trump dillaporkan meningkatkan jumlah kasus Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) masih mengkhawatirkan. Menurut data yang dihimpun John Hopkins University, hingga Jumat (6/11), Negeri Paman Sam telah mencatatkan lebih dari 9,6 juta kasus dengan korban meninggal mendekat 235 ribu jiwa.
Saat ini total kasus Covid-19 yang telah dilaporkan AS adalah 9.609.669. Sementara korban meninggal sebanyak 234.937 jiwa. Dengan angka tersebut, AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan total kematian tertinggi di dunia.
Baru-baru ini Universitas Stanford melakukan kajian tentang peningkatan kasus Covid-19 yang terhubung dengan kampanye terbuka Presiden AS Donald Trump. Menurut Universitas Stanford, kampanye Trump menimbulkan puluhan ribu kasus baru virus korona.
Dalam laporannya yang dirilis pada 30 Oktober lalu, Universitas Stanford mengatakan telah meneliti tingkat infeksi Covid-19 di 18 tempat di seluruh AS yang sempat disambangi Trump untuk berkampanye antara 20 Juni dan 30 September. Hasilnya, ditemukan lebih dari 30 ribu kasus yang terkait dengan kampanye tersebut. Selain itu kampanye Trump kemungkinan menyebabkan lebih dari 700 kematian.
Menurut laporan Universitas Stanford, kematian tersebut tidak selalu orang yang menghadiri kampanye. Namun terkait dengan kasus-kasus yang berasal dari kegiatan tersebut. “Analisis kami sangat mendukung peringatan dan rekomendasi pejabat kesehatan masyarakat mengenai risiko penularan Covid-19 pada pertemuan kelompok besar. Komunitas tempat kampanye Trump berlangsung membayar mahal dalam hal penyakit dan kematian," kata Universitas Stanford dalam laporannya, dikutip laman Aljazirah.
Pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center for Health Security Armesh Adalja menyebut laporan Universitas Stanford sebagai sugestif. "Saya hanya akan mengatakan itu sugestif tetapi sulit untuk sepenuhnya mengisolasi dampak spesifik dari satu peristiwa tanpa data jejak kontak yang kuat dari kasus-kasus tersebut," kata Adalja saat diwawancara Reuters.
Trump sempat membuat komentar yang memantik kemarahan dokter dan staf medis di AS. Dia mengisyaratkan bahwa para dokter di sana telah menggembungkan jumlah kematian akibat Covid-19 untuk keuntungan moneter.
"Dokter kami mendapat lebih banyak uang jika seseorang meninggal karena Covid. Anda tahu itu kan? Maksud saya, dokter kami adalah orang yang sangat pintar. Jadi, apa yang mereka lakukan adalah mereka berkata, 'Maaf, tapi semua orang meninggal karena Covid," kata Trump saat berkampanye di Michigan.
The American Medical Association (AMA) menyebut komentar Trump jahat, keterlaluan, dan sepenuhnya salah arah. “Daripada menyerang kami dan melontarkan tuduhan tak berdasar kepada dokter, para pemimpin kami harus mengikuti ilmu pengetahuan dan mendorong kepatuhan pada langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kami tahu berhasil - memakai masker, mencuci tangan dan berlatih menjaga jarak fisik,” kata AMA dalam sebuah pernyataan.