Zona Oranye Covid-19 di Jatim Bertambah
Zona oranye Covid-19 mengartikan belum saatnya Jatim menganggap Covid-19 selesai.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Berdasarkan peta risiko penyebaran Covid-19 yang dirilis Satgas Covid-19 Pusat, zona oranye di wilayah Jawa Timur kembali bertambah. Semula, zona oranye hanya 19 daerah menjadi 25 daerah.
Zona oranye berarti penyebaran Covid-19 di daerah setempat tergolong sedang. Bertambahnya zona oranye Covid-19 Jatim berseiring dengan penurunan zona kuning dari sebelumnya 19 daerah menjadi hanya 13 daerah.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, sebenarnya warna oranye itu hampir sama dengan merah. Bertambahnya daerah yang menyandang status zona oranye Covid-19 mengartikan semua pihak di Jatim belum saatnya menganggap Covid-19 hampir selesai.
"Zona oranye itu sebenarnya risiko penularannya tidak jauh berbeda dengan zona merah. Hanya sedikit lebih rendah. WHO tidak mengenal oranye, hanya merah, kuning, dan hijau," ujar Windhu, Ahad (8/11).
Windhu mengatakan, perbandingan masyarakat yang terjangkit Covid-19 dengan total penduduk Jatim juga belum menunjukkan kemungkinan munculnya herd immunity (kekebalan kelompok). Ia berharap masyarakat tetap melaksanakan semua anjuran pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan bagi Pemprov, ia menyarankan unutk meningkatkan testing dan tracing dalam upaya mengendalikan penyebaran Covid-19.
"Herd immunity itu muncul kalau 70 persen jumlah penduduk sudah terjangkit. Jatim ini yang terdeteksi baru 54 ribuan orang," kata dia.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim Makhyan Jibril mengatakan, peningkatan zona oranye Covid-19 Jatim karena adanya target baru dari Satgas Covid-19 Pusat. Baru-baru ini, Satgas Pusat menerapkan target baru penerapan tes Covid-19 dengan metode swab test PCR dalam jangka waktu pekanan.
"Target dari pusat itu 40 ribu tes PCR setiap pekan. Jatim memang belum memenuhi meskipun sudah meningkat. Rata-rata antara 25 ribu sampai 30 ribu dalam seminggu," kata Makhyan.
Tidak hanya di tingkat provinsi, target tes diterapkan per daerah di Jatim. Karena itulah, kata Jibril, sejumlah daerah yang tadinya kuning kembali berwarna oranye.
"Karena sejumlah daerah di Jatim dianggap belum memenuhi target ini. Ada sejumlah perubahan memang dalam 15 indikator penentuan peta risiko itu," kata Jibril.