Erdogan Copot Gubernur Bank Sentral karena Inflasi Tinggi
Mata uang Lira Turki melemah ke titik terendah.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memberhentikan Gubernur Bank Sentral pada Sabtu (7/11). Keputusan tersebut diambil karena tingkat inflasi yang terus tinggi dan melemahnya lira ke titik rendah.
Menurut dekrit presiden yang diumumkan oleh Official Gazzete, Mantan Menteri Keuanan, Naci Agbal ditunjuk untuk menjabat posisi Gubernur Bank Sentral menggantikan Murat Uysal.
Mata uang lira sudah kehilangan sepertiga nilainya sejak awal tahun, rekor terendah sekitar 8,58 per dolar AS pada Jumat. Sementara inflasi secara tahunan mencapai 11,89 persen.
Uysal menjabat Gubernur Bank Sentral sejak Juli 2019 setelah pendahulunya juga gagal memangkas suku bunga acuan untuk menggeliatkan ekonomi. Erdogan sudah menyerukan pemotongan suku bunga, ia menyangkal teori ekonomi bahwa tingkat suku bunga tinggi dapat mengendalikan inflasi.
Akhir pekan lalu ia menggambarkan suku bunga dan nilai tukar serta inflasi sebagai "segitiga setan". Erdogan dan menteri keuangan negara, menantu laki-lakinya Berat Albayrak, menyalahkan kesengsaraan ekonomi Turki pada kekuatan asing.
Agbal diangkat dari jabatan sebelumnya sebagai Kepala Direktorat Strategi dan Anggaran Presiden. Dia menjabat sebagai menteri keuangan antara 2015 dan 2018. Peran barunya akan menantang jika calon dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilihan presiden AS.