Kisah Mitra Binaan Difabel Pertamina Berdayakan Sesama
Meski difabel, mitra Pertamina pemilik Batik Mayana berusaha menolong sesama
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan PT. Pertamina (Persero) kepada para UMKM melalui Program Kemitraan diwujudkan dalam skema roadmap pembinaan. Mulai dari kondisi tradisional, menjadi Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga Go Global. Seluruhnya diberikan kepada para mitra binaan tanpa pandang bulu, untuk mendorong UMKM menjadi unggul dan mandiri.
Salah satu penerima manfaat Program Kemitraan tersebut adalah Nurjannah. Pemilik UMKM Batik Mayana yang berbasis di Kota Ternate ini terbilang cukup istimewa. Betapa tidak, meski dalam kondisi difabel, semangatnya untuk memberi manfaat pada orang lain sangat membara.
“Kondisi saya dan suami difabel. Namun saya ingin belajar usaha, akhirnya mulai tahun 2013 bergerak dibidang kuliner. Banyak teman yang penasaran, bagaimana bisa dengan kondisi seperti saya bisa menjalankan usaha. Akhirnya saya pun membuat pelatihan untuk para penyandang disabilitas,” terang Jannah.
Seluruh pelatihan itu diberikan secara cuma-cuma, tanpa memungut biaya sepeserpun kepada para peserta. Hingga akhirnya, ia pun mendirikan Lembaga Pendidikan Keterampilan Khusus yang diperuntukkan bagi para penyandang disabilitas, anak putus sekolah, dan para janda. “Seluruhnya kita bimbing hingga mampu membuat usaha sendiri dan mandiri,” imbuhnya.
Hingga kini, terdapat sekitar 34 orang pekerja yang ikut membantu usahanya. Sebanyak 32 orang di antaranya merupakan penyandang disabilitas. Kondisinya pun berbeda-beda. Namun, Jannah dapat mengatur dan memberikan porsi yang sesuai untuk orang-orang yang membantunya tersebut. “Mereka sangat bersemangat dan produktif dalam bekerja,” ujarnya.
Menurut Jannah, puncak kejayaan bisnisnya justru datang saat kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Sebab, selain membuat batik, perempuan yang terkenal sebagai pemilik Serba Usaha ini juga memproduksi beberapa minuman herbal instan. Seperti kopi jahe dan air guraka instan.
Di mana produk tersebut dapat meningkatkan daya imun tubuh dan dicari banyak orang. Seluruh katalog produknya bisa dilihat melalui akun media sosial miliknya @nurjannah9984.
Selain itu, usaha garmen yang dijalani juga tidak mati. Dengan kreativitas yang dimiliki, Jannah berinovasi untuk memproduksi APD berupa masker kain. Benar saja, permintaan pun cukup tinggi hingga harus menambah pekerja.
“Kami jadi bisa melibatkan banyak pekerja difabel untuk ikut membantu, ini berkah untuk mereka,” tuturnya.
Dengan usaha yang dijalani saat ini, Jannah mampu menghasilkan omzet hingga Rp 100 juta per bulan. Di bawah binaan Pertamina, Jannah berharap usahanya mampu berkembang lebih pesat lagi.
Sehingga dapat memberdayakan orang-orang yang membutuhkan untuk dapat berkarya. “Kami ingin mengembangkan usaha ini sehingga lebih banyak lapangan pekerjaan untuk para difabel, anak putus sekolah, dan orang yang membutuhkan,” terang perempuan 39 tahun ini.
Pjs. Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengapresiasi bisnis yang dijalani Nurjannah. Menurutnya, prinsip usaha yang dijalani Nurjannah cukup mulia.
“Layak menjadi panutan untuk menghargai setiap orang apapun kondisinya. Layak pula dibilang pahlawan ekonomi karena kontribusinya dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang berbasis sociopreneur,” tutur Heppy.
Pertamina juga akan membantu UMKM untuk naik kelas menjadi UMKM unggul dan mandiri. Sehingga tetap dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan membantu kemandirian ekonomi.
”Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Heppy.