Sistem Pintar Pengaman Parkir Bertingkat Karya Mahasiswa UMM
Di Indonesia masih sering terjadi kasus mobil terjun dari lahan parkir bertingkat
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang “Sistem Pintar Pengaman Parkir Bertingkat untuk Kendaraan Roda Empat”. Keempat mahasiswa tersebut antara lain Muhammad Ardiansyah, Ivanda Oktavian Saputra, dan Arista Dwi Setya Budi.
Ketua kelompok, Muhammad Ardiyansyah mengatakan, ide rancangan timnya dilatarbelakangi kondisi di Indonesia. Tercatat, di Indonesia masih sering terjadi kasus mobil yang terjun dari lahan parkir bertingkat. Dari 2006 hingga 2017 sudah terjadi 10 kasus kecelakaan kendaraan roda empat yang terjun dari parkiran bertingkat.
Berdasarkan laporan dari Road Safety Association, Korlantas Polri mencatat sekitar 50 persen kecelakaan lalu lintas dipicu oleh unsur lengah saat berkendara. "Dari total 50 persen kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor manusia," kata Ardiyansyah.
Selain faktor kelengahan manusia, penyedia layanan parkir dituntut harus mampu menyediakan layanan parkir bertingkat yang aman. Hal ini terutama dalam hal pembatas parkir. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka muncul sebuah ide inovasi yang perlu dirancang ke depannya.
"Yakni, rancangan batang pengganjal parkir dengan mengubah desain batang yang semula sistemnya pasif menjadi dinamis," ucapnya.
Gagasan inovasi yang dimaksud, yakni dengan mengubah desain sistem pengaman parkir. Desain sebelumnya pasif lalu perlu diubah menjadi dinamis dengan mekanisme rotasi. Adapun cara kerjanya dengan menciptakan selip pada roda mobil apabila terjadi kecepatan saat kendaraan mundur secara tiba-tiba. Dengan demikian, mobil tertahan oleh alat pembatas dan dapat terhindar dari kecelakaan.
Meskipun telah ada produk-produk serupa dengan fungsi yang sama, mahasiswa teknik mesin ini mengklaim karya timnya lebih unggul. Alatnya mudah diproduksi massal karena tidak membutuhkan teknologi tinggi dan kebutuhan safety parking di berbagai tempat parkir gedung bertingkat. Kedua, material mudah diperoleh karena dapat dibeli secara terpisah.
Ketiga, alat ini juga berpotensi mendapatkan paten baru. Dalam hal ini karena mekanisme alat merupakan yang terbaru dan belum ada sebelumnya. Selain itu, produk dapat terus dikembangkan dan memiliki jangka investasi hingga 10 tahun.
Keempat, dia melanjutkan, keamanan alat ini juga terukur. Artinya, produk ini telah disesuaikan dengan spesifikasi kendaraan roda empat di Indonesia. Bahkan, juga mampu menahan beban kendaraan hingga dua ton.
Menurut dia, rancangan alat timnya tidak memerlukan teknologi yang tinggi. Hanya memanfaatkan gaya yang terjadi pada saat mobil di parkirkan (Hukum Newton III). Mekanismenya, gaya aksi akan diberikan pada saat roda berputar dan menyentuh roll as pengganjal.
"Ketika pengemudi menginjak pedal gas terlalu dalam maka gaya reaksi pada roll as akan melawan putaran roda sehingga roda tidak bisa melewati rol batang tersebut. Roll as yang menggunakan besi pejal meminimalisir patah dan bengkok ketika mendapat gaya tekan ke bawah,” ungkap dia dalam pesan resmi yang diterima Republika.