Album Double Fantasy Milik Pembunuh John Lennon Dilelang

Album Double Fantasy bertanda tangan John Lennon itu akan dilelang.

EPA
Penggemar mengenang musisi John Lennon yang wafat ditembak penggemarnya, Mark David Chapman pada 8 Desember 1980. Chapman membunuh Lennon usai mendapatkan tanda tangan di album Double Fantasy.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Album “Double Fantasy” yang ditandatangani John Lennon untuk pembunuhnya, Mark David Chapman, akan dilelang oleh Goldin Auctions pada Senin. Chapman membunuh Lennon pada tahun 1980 di depan apartemen The Dakota, New York.

Dilansir laman Page Six, album memorabilia rock 'n roll itu diperkirakan akan terjual lebih dari 1 juta dolar AS, setara Rp 14 miliar. Album ini memiliki penawaran awal 400 ribu dolar AS (5,6 miliar), termasuk tanda bukti polisi.

Menurut rumah lelang, Chapman meninggalkan album itu di salah satu perkebunan di depan gedung Upper West Side, New York. Album tersebut ditemukan oleh pejalan kaki yang kemudian diserahkan ke aparat kepolisian.

Baca Juga


Pembunuh John Lennon, Mark David Chapman. - (AP/New York State Department of Corrections)


Double Fantasy adalah album kelima John Lennon dan Yoko Ono yang dirilis pada November 1980 di Geffen Records. Diproduksi oleh Lennon, Ono, dan Jack Douglas, ini adalah album studio ketujuh dan terakhir yang dirilis oleh Lennon selama hidupnya.

Album ini menandai kembalinya Lennon ke dapur rekaman, setelah lima tahun absen untuk membesarkan putranya Sean. Setelah dirilis, album ini stuck di tangga musik dan menerima ulasan negatif dari kritikus musik.

Hanya saja, setelah tragedi pembunuhan Lennon, album itu jadi meroket secara komersial di seluruh dunia dan kemudian memenangkan Grammy Award 1981 untuk kategori “Album of The Year”. Dalam dekade berikutnya, Double Fantasy mendapat ulasan positif, karya Lennon dipuji sebagai salah satu lagu terbaiknya.

Sementara itu, Chapman hingga kini masih mendekam dipenjara. Terbaru, pembebasan bersyarat yang diajukan Chapman untuk ke-11 kalinya juga kembali ditolak. Dalam persidangan, Chapman mengakui bahwa tindakannya sangat tercela dan hanya mementingkan kemenangan pribadi sehingga pantas diganjar hukuman mati.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler