Bahagia Belajar di Tengah Pandemi
Suasana pembelajaran secara daring tentu sangatlah berbeda dengan tatap muka.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Neni Nasriyah, S.Pd.I, Guru TK Madrasah Pembangunan
Pandemi Covid 19 yang melanda dunia saat ini telah mengubah banyak hal. Pada anak, tak ada lagi aktivitas berkumpul seperti bermain bersama, saling berkunjung, ataupun berwisata.Bagi orang dewasa, ada juga dampak besar seperti aktivitas bekerja. Yang dahulunya dilakukan di luar rumah, kini sebagian besar pekerja lebih banyak beraktivitas dari rumah.
Dampak pandemi juga terjadi terhadap dunia pendidikan, khususnya kegiatan belajar mengajar. Kini, sekolah sudah tidak ada lagi mengadakan tatap muka secara langsung. Peserta didik dan guru terpaksa melakukan pembelajaran secara jarak jauh melalui jaringan internet (daring). Peralihan cara pembelajaran seperti ini, tentu tak mudah dilakukan. Kondisi darurat dan serbadadakan, tentunya membuat kaget semua pihak. Wabah corona telah menuntut kita belajar beradaptasi menjalankan proses pembelajaran dengan cara dan suasana yang benar-benar baru.
Demikian juga terjadi di TK Madrasah Pembangunan, proses pembelajaran digelar secara daring dengan menggunakan media zoom. Suasana pembelajaran secara daring tentu sangatlah berbeda dengan tatap muka. Banyak kendala yang harus dihadapi siswa dan guru. Salah satunya dan terutama, yakni kendala sinyal internet yang terkadang terputus di tengah-tengah pembelajaran.
Namun kendala-kendala yang muncul tidak menyurutkan semangat untuk terus bertemu, bermain, dan belajar.Yang berbeda hanya suasana, kegiatan belajar yang dulu dilakukan secara langsung, kini berlabuh di dunia online.
Seluruh guru TK Madrasah Pembangunan dibimbing oleh kepala TK MP menyusun Kurikulum Darurat, kurikulum yang dibuat untuk peseta didik yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, dan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan selama masa pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran yang disusun oleh guru TK Madrasah Pembangunan sengaja dirancang agar peserta didik tetap merasa senang belajar walau belum dapat bertemu secara langsung.
Alhasil peserta didik antusias dan sangat bersemangat ketika bermain bersama walau dari rumah masing-masing dan berkegiatan bersama guru, walaupun hanya secara virtual. Sebab, mereka melihat gurunya pun menjalaninya dengan penuh semangat.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini sebetulnya sangat sulit. Ketika kita banyak menyuguhkan tugas yang bersifat kognitif saja, maka peserta didik akan merasa bosan belajar secara daring. Tidak hanya itu, orang tua pun pasti akan mengeluhkan gurunya jika anak tidak mau belajar.
Dengan pembelajaran jarak jauh ini, guru memang dituntut agar semakin kreatif dan tidak menekankan aspek kognitif saja. Harus seimbang antara nilai agama dan moral, fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional juga seninya. Kurikulum Darurat ini diperuntukkan agar peserta didik tetap ceria, semangat dan bahagia, walau pembelajaran tidak seperti semula sebelum Covid-19 ada.
Pembelajaran secara daring ini dilakukan empat hari dalam sepekan, yaitu mulai Senin sampai Kamis. Kegiatan Belajar Mengajar dalam satu kelas dibagi menjadi dua sesi. Misalnya peserta didik dalam satu kelas terdapat 18 peserta didik, maka 8 anak di sesi pertama dari mulai pukul 09.00 -10.00 WIB dan 8 anak lagi masuk pada sesi kedua yaitu pukul 10.15 -11.15 WIB.
Pembagian sesi ini sengaja dilakukan, mengingat anak usia Taman Kanak-Kanak tidak mudah fokus di hadapan HP/Laptop dengan jumlah peserta didik yang banyak. Untuk itu, MP sengaja membagi menjadi dua bagian. MP terus melakukan evaluasi setiap hari bersama guru dan kepala sekolah TK dan mendiskusikan kendala dalam pembagian sesi. Alhamdulillah pembagian sesi ini ternyata sangat efektif dan membuat peserta didik semakin fokus, begitu juga guru pun dapat memantau anak satu persatu.
Pembagian sesi ini tidak mutlak, peserta didik sesi satu harus di sesi satu saja, bias bertukar. Pembagian sesi ini sangat fleksibel, ketika peserta didik berhalangan belajar di sesi satu, maka bias mengikuti di sesi dua, begitupun sebaliknya. Selain itu, antara peserta didik dengan guru dapat terjalin komunikasi yang interaktif dan memilikiwaktu yang lebih banyak untuk saling tanya jawab.
Peserta didik juga dapat saling bertegur sapa bersama teman agar hubungan antarpeserta didik tetap erat dan perkembangan aspek bahasa secara verbal semakin bagus; dapat berkomunikasi tak hanya dengan guru, tapi juga bersama temannya. Dengan pembagian sesi ini banyak sekali manfaatnya. Selain semakin mendekatkan hubungan antara peserta didik dengan guru, juga antarpeserta didik dengan pesertadidik lainnya. Selain itu, peserta didik juga jadi mengenal waktu dan belajar berdisiplin dengan waktu belajarnya .
Awalnya, guru sempat khawatir dengan pembelajaran secara online. Dikhawatirkan peserta didik akan jenuh, kurang bersemangat, dan merasa bosan. Kekhawatiran ditambah oleh adanya sikap orang tua murid juga yang pesimistis dengan pembelajaran daring ini.
Namun kekhawatiran yang dirasakan oleh guru ternyata tak terjadi. Karena pada kenyataanya siswa sangat antusias dan senang walaupun belajar hanya di hadapan laptop atau HP saja. Apalagi ketika melihat guru yang selalu tampil ceria, menambah motivasi pesertadidik.
Dengan pembelajaran secara daring ini, guru masih bias menanamkan pendidikan karakter pada pesertadidik. Semua guru maupun orang tua pasti sangat bahagia sekali bahkan mungkin akan sangat bangga memiliki anak yang berkarakter unggul.
Pembelajaran daring seperti ini, tak membuat guru terhenti untuk terus memotivasi dan menanamkan karak terbaik terhadap peserta didiknya dengan cara memberi contoh terlebih dahulu, misalnya ketika guru tak sengaja melakukan kesalahan atau lupa sesuatu, maka guru tak segan untuk meminta maaf. Dengan seperti itu, peserta didik terbiasa meminta maaf jika mereka ada yang terlambat masuk zoom, atau mengucapkan terima kasih saat diberikan apresiasi berupa bintangdan juga selalu mengucap permisi saat izin pergi ke toilet sebentar.
Tak hanya itu, peserta didik selalu dibiasakan mengucap Basmalah saatakan memulai kegiatan dan mengucap Hamdalah ketika selesai. Walau lewat virtual, guru terus membimbing peserta didik agar selalu mengucap kata ‘tolong’ kepada orangtuanya ketika memerlukan bantuan, merapikan kembali alat tulis yang telah digunakan dan selalu diajak untuk mencuci tangan setiap selesai memegang lem, atau menggunakan crayon dan sebelum makan
Pembiasaan penanaman karakter terhadap peserta didik, walaupun hanya lewat virtual, sangat penting untuk diberikan. Ini agar karakter tersebut sungguh-sungguh melekat dan menjadi kebiasaan dalam perilaku siswa. Sebagai contoh, dalam praktik shalat Dhuha, mereka akan langsung melipat mukena dan sajadahnya tanpa harus diberikan instruksi.
Tahfidz setiap pagi dan shalat Dhuha, tetap dapat kami laksanakan bersama dengan penuh semangat. Guru bernyanyi, bertepuk, menari bahkan mengubah intonasi suara agar dalam kelas terus semangat hingga akhir pembelajaran.Terbukt, keceriaan guru sangat berpengaruh terhadap semangat dan antusiasme siswa dalam bermain, belajar, dan melakukan berbagai kegiatan bersama.
Begitu semangatnya, sehingga peserta didik sudah menunggu ingin segera masuk zoom dari mulai pukul 08.00 WIB, padahal pembelajaran dimulai pukul 09.00 WIB. Mereka menginginkan agar video zoomnya dinyalakan terlebih dahulu, baru mereka sarapan. Tak jarang peserta didik video call atauvoice note, bahkan mengirimkan foto mereka yang sudah siap dengan seragamnya di depan laptop pukul 08.00 WIB meminta agar zoom segera dibuka, karena sudah tak sabar ingin segera berjumpa guru dan teman-teman.
Hal seperti ini tentu saja membuat para guru sangat terharu, dan melipatgandakan semangat untuk memberikan pengajaran. Bertemu, bercanda, dan bermain bersama dengan peserta didik walau masih berupa daring. Semoga para peserta didik juga guru selalu bersemangat dan istiqamah tak pernah terhenti menjalani kegiatan ini sampai nanti pertemuan tatap muka sudah bisa digelar secara aman.