Populer Sepekan: Munarman Vs Bima Arya, KPK OTT Menteri KKP

Richard Mulyadi juga jadi news maker usai foto jalan santainya dikawal TNI viral.

instagram/bimaaryasugiarto
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam akun instagramnya.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam tujuh hari terakhir periode Senin, 23 November 2020 hingga Ahad 29 November 2020, nama Richard Mulyadi dan Bima Arya menjadi news maker dan memenuhi laman berita di Republika.co.id. Jika Richard menjadi buah bibir lantaran ia dikawal seorang personel Polisi Militer AD ketika sedang jalan kaki atau olahraga, Bima Arya disorot lantaran getolnya mempersoalkan swab tes, Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Shihab.

Edhy Prabowo juga menjadi news maker dalam sepekan terakhir, setelah ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta. Menteri KKP itu terkena OTT KPK usai pulang dari AS karena dugaan suap izin ekspor benih lobster atau benur.

Berikut daftar 7 berita terpopuler minggu ini:



1. Tanda-Tanda Seseorang akan Meninggal
JAKARTA – Setelah kematian akan ada pertanggungjawaban. Manusia akan dituntut untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan selama di dunia. Ada surga bagi Muslim yang taat dan ada pula neraka yang perlu ditakuti.

“Allah akan memperhitungkan amal setiap manusia. Baik dari umurnya sampai hartanya. Dari mana harta yang diperoleh dan untuk apa digunakan. Ada sederet pertanyan apakah manusia bisa menjawab atau tidak,” kata Pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, Prof M. Quraish Shihab dalam video di kanal Youtube Najwa Shihab bertema Bekal Diri Menuju Ilahi : Tanda-Tanda Kematian.

Sejumlah tanda pengenal yang terbuat dari kardus berada di pusara kasus meninggal akibat Covid-19 sebagai pengganti nisan di komplek TPU Tegal Alur, Jakarta. - (ANTARA/ muhammad adimaja)

Dia menjelaskan sebelum meninggal, “nyawa” seseorang akan terasa keluar dari lutut, sampai lutut berdempet dengan lutut. Ini artinya hidup menghilang sedikit demi sedikit sampai akhirnya ada di tenggorokan.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Personel Polisi Militer AD Kawal Richard Muljadi Diselidiki
JAKARTA -- Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Puspomad) masih menyelidiki foto yang viral terkait seorang yang diduga prajurit Puspomad mengawal Richard Muljadi. Richard merupakan cucu seorang konglomerat di Indonesia, Kartini Muljadi. Adapun Kartini Muljadi pernah terseret kasus Rumah Sakit Sumber Waras pada era Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Beberapa akun di Twitter menyebarkan foto tersebut yang banyak mendapat tanggapan negatif. Ada dua foto yang menunjukkan prajurit yang mengenakan seragam Puspomad lengkap memakai baret biru mengawal Richard sedang jalan santai di sebuah tempat wisata bertema alam.

Foto tersebut merupakan tangkapan layar dari Instastory akun Instagram, @richardmuljadi. Hanya saja, hingga kini, belum jelas lokasi kejadian dan kapan foto tersebut diambil.

Republika sudah mengonfirmasi foto itu kepada Komandan Puspomad Letjen Dodik Wijanarko, namun belum direspons.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Soal Kawal Richard Muljadi, Letjen Dodik: Tak Ada yang Salah

JAKARTA -- Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad), Letjen Dodik Widjanarko menganggap, tidak ada masalah dalam pengawalan personel Puspomad terhadap Richard Muljadi. "Sebenarnya tidak ada yang salah, cuma gak bener," kata Dodik dalam pesan yang dikirim ke Republika, Rabu (25/11).



Richard merupakan cucu seorang konglomerat di Indonesia, Kartini Muljadi. Menurut Dodik, personel Puspomad itu masih diselidiki keberadaannya. "Maaf sedang dicari," ucap mantan Inspektur Jenderal (Irjen) TNI tersebut.

Beberapa akun di Twitter menyebarkan foto tersebut yang banyak mendapat tanggapan negatif. Ada dua foto yang menunjukkan prajurit yang mengenakan seragam Puspomad lengkap memakai baret biru mengawal Richard sedang jalan santai di sebuah tempat wisata bertema alam. Dari informasi yang beredar, Richard sebelumnya dikawal mobil Pomad ketika menuju Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Bukan 14 Hari, Berapa Lama Masa Karantina Covid-19 Nantinya?

WASHINGTON — Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sedang menyempurnakan rencana yang memungkinkan waktu karantina bagi orang dengan infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) menjadi lebih singkat.  Selama ini, CDC mengeluarkan rekomendasi yang secara universal juga digunakan oleh banyak negara di dunia, yaitu individu terpapar Covid-19 harus menjalani karantina selama 14 hari.

Durasi waktu dua pekan didasarkan penelitian para ilmuwan yang menunjukkan periode ini adalah saat virus dapat berkembang biak dalam tubuh.

“CDC selalu meninjau panduan dan rekomendasi sehubungan dengan pemahaman baru tentang virus yang menyebabkan Covid-19, serta akan mengumumkan perubahan tersebut jika diperlukan,” ujar pernyataan CDC, dilansir Today pada Rabu (25/11).

Direktur CDC Robert Redfield mengatakan, kemungkinan masa karantina terkait kasus Covid-19 dapat dipersingkat menjadi hanya satu pekan atau tujuh hari. Ia menyebut, para peneliti sedang melihat apakah dapat menggunakan pengujian selama periode isolasi tersebut.

“Kami tidak ingin orang-orang dikarantina selama 14 hari jika tidak diperlukan,” jelas Redfield.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. KPK Siap Periksa Aliran Dana Eddy Prabowo
 JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku akan terus mempelajari keterlibatan pihak-pihak terkait perkara suap yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo. KPK juga akan mempelajari kemungkinan aliran dana perkara suap tersebut ke pihak di luar atau partai mengingat posisi Edhy merupakan Wakil Ketua Umum Gerindra. 

Deputi Penindakan KPK Karyoto mengatakan, penelusuran aliran dana itu membutuhkan waktu untuk didalami. "Karena yang kita tampilkan malam ini baru satu kejadian pintu masuk itu," ujarnya.

Menurutnya, beberapa perusahaan yang ada nanti akan di-list. Pasalnya, ada berapa perusahaan yang mendapatkan izin dari proses ini. "Alirannya sudah jelas, tinggal kami perdalam koordinasi dengan PPATK sampai mana alirannya. Kalau memang ada sampai kesitu tentu kita akan periksa juga," katanya.

Baca berita selengkapnya di sini.

6. Bentrok Muslim dan Kristen Berujung Penangkapan 8 Orang
KAIRO -- Otoritas Mesir dikabarkan menangkap delapan orang menyusul bentrokan yang meletus pada Rabu (25/11) malam antara Muslim dan Kristen Koptik di Gubernuran Minya. Sayangnya, otoritas Mesir belum mengomentari kabar tersebut.

Sebelumnya, British Broadcasting Corporation (BBC) melaporkan pada Kamis bahwa pihak berwenang di Mesir menahan sejumlah orang di sebuah desa di Gubernuran Minya menyusul bentrokan antara Muslim dan Koptik. Situs berita Kairo 24 mengutip sumber keamanan yang menyatakan, Pasukan Keamanan Pusat Kementerian Dalam Negeri turun tangan untuk mengendalikan situasi di desa Deir El-Bersha.

Kairo 24 menambahkan, delapan orang dari desa itu ditangkap karena kerusuhan dan penyerangan. Radio Al-Hurra melaporkan saksi mata mengungkapkan, pada Rabu pasukan keamanan menahan bentrokan di desa tempat penduduk Muslim dan Koptik saling menyerang dengan menggunakan bom molotov.

Baca berita selengkapnya di sini.

7. Munarman Ingatkan Bima Arya Jangan Sok Berkuasa
JAKARTA — Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman, menanggapi pelaporan Direktur Utama Rumah Sakit (RS) Ummi, Andi Tatat, ke Polresta Bogor Kota. Dia juga menyatakan kekecewaannya atas Wali Kota Bogor yang memaksa pembukaan data hasil swab Habib Rizieq Shihab dan menuntut pelaksanaan swab ulang.

‘’Itu artinya Bima Arya nggak ngerti hukum. Dan langkah Bima semata arogansi kekuasaan,’’ ujar dia kepada Republika, Ahad (29/11).



Mengutip tulisan Muhammad Luthfie Hakim, dia menjelaskan mengenai persetujuan tindakan dan rahasia kedokteran yang dilindungi UU. Lanjutnya, berdasarkan pasal 38 ayat (1) UU No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, dijelaskan, bahwa rumah sakit harus menyimpan rahasia kedokteran.

‘’Suruh belajar hukum lagi Bima Arya. Saya ingatkan dia, jangan sok kuasa,’’ tuturnya.

Baca berita selengkapnya di sini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler