Jokowi: Dorong Ekspor, Manfaatkan Peluang Pasar Potensial

Indonesia masih tertinggal dari negara lain dalam menangkap peluang ekspor.

sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pemerintah terus mencari pasar-pasar potensial baru untuk ekspor produk-produk dalam negeri. Meskipun kinerja ekspor Indonesia pada periode Januari-Oktober 2020 mengalami surplus 17,07 miliar dolar AS, namun ia menilai Indonesia masih tertinggal dari negara lain dalam menangkap peluang-peluang ekspor.

Baca Juga


“Kita tidak boleh cepat puas pada capaian saat ini karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak, masih sangat besar. Kita juga masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor,” kata Jokowi saat pelepasan ekspor ke pasar global tahun 2020 secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/12).  

Jokowi mengatakan, Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar baik dari sisi keragaman produk komoditas, dari sisi kreativitas dan kualitas, serta dari sisi volume dan tujuan negara ekspor. Karena itu, ia menekankan agar pemerintah terus proaktif menjaring pasar-pasar baru untuk memperluas ekspor.

Ia mencontohkan, pada 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar no-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolumbia. Namun sayangnya, Indonesia masih tertinggal dari negara lain dalam ekspor kopi ini. Indonesia pun hanya tercatat sebagai eksportir terbesar kopi ke-8 dunia.

“Jadi potret kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Vietnam yang pada 2019 mencapai 2,22 miliar dolar AS. Sedangkan kinerja ekspor kopi Indonesia tahun 2019 berada di angka 883,12 juta dolar AS,” ujar dia.

Begitu pula dengan komoditi ekspor yang lain seperti garmen. Indonesia merupakan produsen terbesar garmen ke-8 dunia. Namun, Indonesia hanya berada peringkat ke-22 terbesar dunia dalam ekspor garmen.

Tak hanya itu, Indonesia juga dikenal sebagai produsen produk perikanan terbesar kedua dunia. Namun, Indonesia hanya mampu berada di peringkat ke-13 dunia untuk ekspor perikanan.

Meskipun begitu, Presiden mendorong agar pemerintah terus optimistis dalam meningkatkan kinerja ekspor dengan melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan, serta melakukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi para eksportir.

“Satu per satu persoalan yang menghambat kinerja ekspor kita cermati, kita carikan solusinya. Regulasi yang rumit, saya sudah sampaikan bolak-balik, segera kita sederhanakan. Prosedur birokrasi yang menghambat juga saya sampaikan berkali-kali segera dipangkas,” kata Jokowi.

Jokowi juga mendorong agar dilakukan percepatan negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif CEPA, terutama dengan negara-negara potensial yang menjadi pasar produk-produk ekspor. Ia juga meminta agar perjanjian perdagangan yang sudah terjalin untuk segera dioptimalkan serta terus mencari pasar-pasar baru di negara-negara non-tradisional.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler