Singapura Masih Jadi Tujuan Utama Ekspor Timah Babel

Ekspor timah Babel ke Singapura pada tahun ini turun sekitar 69,43 persen.

Republika/Adhi Wicaksono
Salah satu tambang timah di Kepulauan Bangka Belitung.
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan Singapura masih menjadi negara tujuan utama ekspor timah Babel. Sekitar 18,99 persen ekspor timah olahan dikirim ke Negeri Singa Putih tersebut sepanjang Januari-Oktober 2020.

Baca Juga


"Jika dibanding Januari-Oktober 2019, ekspor timah Babel ke Singapura pada tahun ini turun sekitar 69,43 persen, sebagai dampak pendemi Covid-19," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkal Pinang, Selasa (1/12).

Ia mengatakan selain Singapura, timah olahan dari Babel juga diekspor ke India, China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Peran keempat negara berkisar antara 10,39 persen hingga 14,75 persen.

"Lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berperan sebesar 71,04 persen," ujarnya.

Ia menjelaskan ekspor Babel sebagai daerah penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia ini pada Oktober 2020 turun 14,02 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya.

"Nilai ekspor komoditas nontimah turun 21,73 persen, dan timah turun 12,28 persen," katanya.

Oleh karena itu nilai ekspor pada Oktober tahun ini sebesar 88,6 juta dolar AS turun dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya yang mencapai 103,1 juta dolar AS. Dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor Oktober 2020 turun 10,08 persen.

"Penurunan nilai ekspor didorong oleh turunnya ekspor timah sebesar 11,44 persen dan nontimah 2,71 persen. Selama Januari-Oktober 2020 peran timah dan nontimah masing-masing sebesar 82,90 persen dan 17,10 persen," katanya.

Ia menambahkan ekspor nontimah Januari-Oktober 2020 didominasi oleh lemak dan minyak hewan mencapai 124,5 juta dolar AS atau 75,05 persen dari jumlah ekspor nontimah Provinsi Babel.

"Nilai ini naik 17,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu nilai ikan dan udang dan berbagai produk kimia masing-masing juga mengalami kenaikan 72,37 persen dan 45,85 persen," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler