Pakar AS: Ada Efek Samping Ringan Vaksin Hanya Terasa 24 Jam

AS akan memiliki cukup dosis untuk memvaksinasi 100 juta orang Amerika pada Februari.

EPA
Pakar kesehatan menular Anthony Fauci.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Warga AS akan melakukan vaksinasi COVID-19 dalam pertengahan Desember ini. Berdasarkan uji klinis, vaksin dari Pfizer dan Moderna terbukti 95 persen efektif dalam mencegah virus corona.

Terlepas dari tingkat kemanjurannya, salah satu alasan mengapa ada begitu banyak optimisme seputar vaksin tersebut adalah bahwa uji klinis tidak menunjukkan efek samping yang serius. Meskipun demikian, ada beberapa efek samping ringan yang mungkin dialami penerima vaksin yang perlu disoroti, dilansir di BGR, Sabtu (5/12).

Menurut pakar penyakit menular AS Dr. Anthony Fauci, ada beberapa efek samping vaksin COVID-19 yang harus diwaspadai. Efek samping itu adalah ketidaknyamanan di lengan, pembengkakan ringan, nyeri otot, dan demam selama 24 jam. Semua efek samping di atas ditemukan bersifat sementara dan paling lama berlangsung sekitar satu setengah hari.

Beberapa orang mencatat bahwa efek sampingnya, yang beberapa ditemukan intens, berlangsung kurang dari sehari. Yang lebih menggembirakan adalah bahwa kebanyakan orang yang menerima vaksin virus corona selama uji klinis tidak mengalami efek samping apa pun. Secara khusus, hanya 10-15 persen relawan yang melaporkan salah satu penyakit yang disebutkan di atas setelah menerima vaksin.

Sebagai bagian dari upaya untuk meyakinkan publik bahwa mendapatkan vaksin virus corona aman, mantan Presiden AS Barack Obama, George W. Bush, dan Bill Clinton semuanya mengatakan bahwa mereka akan terbuka untuk menggunakan vaksin mereka di depan umum dan di depan kamera.

Tiga mantan presiden ini berharap kampanye kesadaran untuk mempromosikan kepercayaan akan keamanan dan keefektifannya akan menjadi pesan yang kuat ketika pejabat kesehatan masyarakat Amerika mencoba meyakinkan publik untuk mengambil vaksin.

Seorang penasihat utama yang bekerja dengan Operation Warp Speed mengatakan bahwa AS akan memiliki cukup dosis untuk memvaksinasi sebanyak 100 juta orang Amerika pada akhir Februari.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler