Gabon, Negara yang Pernah Dipimpin Mualaf Berkat Qadafi

Islam di Gabon minoritas tetapi saling hormat-menghormati

nonametravel.ro
Islam di Gabon minoritas tetapi saling hormat-menghormati. Salah satu sudut KotaPort Gentil, Gabon
Rep: Fuji Pratiwi Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Meski Islam masih berstatus minoritas di Gabon, negara seluas 267.667 kilometer persegi ini memiliki peran penting dalam perdamaian di kawasan Afrika Tengah.

Baca Juga


Gabon sempat berada di bawah jajahan Prancis sejak 1849 dan akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1960. Institute on Religion and Public Policy yang membuat laporan “Religious Freedom in Gabon” di laman resminya mencatat, selepas kemerdekaan itu pulalah Islam tampak menjadi bagian masyarakat. 

Meski geliat Islam belum begitu semarak pada era 1960-an, Islam merupakan agama terbesar kedua yang mendapat hati di masyarakat. Mayoritas penduduk Gabon adalah penganut Kristen dengan jumlah mereka sekira 1,2 juta jiwa. Di luar kedua agama itu, kepercayaan lokal juga masih digandrungi.  

Soal demografi umat Islam Gabon, ternyata sekira 10 persen Musim Gabon merupakan warga pendatang dari negara-negara Afrika Barat. Mayoritas Muslim Gabon pun tinggal di ibu kota Gabon, yakni Libreville.

Tetapi, Islam secara tahap demi tahap berkembang pesat di Gabon. Henry Neondo dalam artikelnya “Muslim Population Soars, Could be Majority in West Africa” mengutip kajian Pew Research Centre's Forum on Religion and Public Life pada akhir Januari 2011, mengatakan populasi Muslim di Gabon termasuk yang diprediksi akan meningkat cukup signifikan dalam 20 tahun sejak 2010. Pertumbuhan populasi Muslim Gabon diperkirakan akan naik hingga 68,2 persen dari 145 ribu jiwa menjadi 244 ribu jiwa.

Gabon memiliki pemimpin Islam pertamanya pada 1973 saat Presiden Albert Bongo menjadi mualaf atas bantuan presiden Libiya saat itu, Moamar Khadafi. Setelah berhaji, lalu mengganti namanya menjadi El Hadj Omar Bongo.

Setahun kemudian, negeri yang makmur dari hasil tambang dan minyak bumi ini bergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OIC). Presiden Gabon saat ini, Ali Bongo Ondimba, juga seorang Muslim. Ia adalah putra Omar Bongo yang terpilih dalam pemilihan presiden Gabon pada Okotober 2009.

Pada 2012, Gabon juga sempat menjadi tuan rumah konferensi Islam yang mengundang para menteri informasi dari 57 negara anggota OIC. OIC menilai pertemuan ini bernilai penting bagi Gabon dan dunia Islam untuk mengeratkan hubungan.

OIC juga berniat melakukan sejumlah kerja sama di berbagai bidang dengan Pemerintah Gabon. Pujian juga diberikan kepada Presiden Ali Bongo Ondimba yang telah berupaya menciptakan dan menjaga kestabilan dalam negeri sehingga tercipta kerukunan umat beragama di sana.   

Mengutip Country Reports on Human Rights Practices yang diterbitkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada 2010, terungkap bahwa Pemerintah Gabon melindungi dan membebaskan setiap pemeluk agama menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan mereka. 

Belum ditemui pula kasus diskriminasi yang berbasis agama. Meski, pemerintah mewajibkan semua organisasi agama harus terdata di Kementerian Dalam Negeri Gabon. 

Sebagai contoh keterbukaan Gabon dengan Islam, meski jumlah Muslim hanya 10 persen dari populasi, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, pemerintah sudah menetapkan kedua hari besar umat Islam tersebut sebagai hari libur nasional. 

Saat Ramadhan, jam operasional fasilitas publik biasanya lebih pendek dari jam operasional normal. Sejauh ini, komunitas Muslim mendapatkan penilaian positif dari berbagai kalangan, termasuk dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Gabon. Muslim Gabon terkenal dengan sikap terbuka dan kooperatif.   

Gabon juga mewaspadai tumbuhnya Islamofobia akibat gerakan Islam radikal dan meminta dukungan OIC dalam mencegah Islamofobia melalui dialog. Dukungan bagi perdamaian Palestina sebagai negara juga disuarakan Gabon. 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler