Volkswagen Bangun Pusat Riset Mobil Listrik di China
Volkswagen sedang dalam transisi dari mesin konvensional ke listrik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pabrikan otomotif Jerman Volkswagen meningkatkan investasinya di China. Volkswagen akan membangun pusat penelitian dan pengembangan (R&D) untuk pengembangan mobil listrik.
Pusat R&D baru itu diresmikan di Anhui, Provinsi Hefei. Pada saat bersamaan, usaha patungan dengan mitra lokal JAC Volkswagen diubah namanya menjadi Volkswagen (Anhui) Automotive Company Limited.
Dengan 75 persen saham dalam usaha patungan, Volkswagen mengambil alih kendali manajemen di Volkswagen (Anhui). Produk masa depan perusahaan akan didasarkan pada Modular Electric Drive Matrix (MEB) VW. Perusahaan mewacanakan perluasan langkah demi langkah kompetensi R&D lokal dan tujuan memanfaatkan sinergi global. Kendaraan pertama diharapkan meluncur dari jalur produksi Anhui pada tahun 2023.
"Volkswagen Anhui adalah janji untuk kemitraan yang lebih kuat dan kekuatan e-mobilitas di China. Dalam tiga tahun ke depan, kita dapat mengharapkan produksi MEB yang canggih, portofolio listrik penuh baru, dan solusi teknologi dari pusat R&D di Anhui," kata CEO Volkswagen AG, Herbert Diess, Selasa (8/12).
Diess mengatakan Volkswagen Anhui akan memperkuat peran China dalam elektrifikasi dan digitalisasi Grup Volkswagen. Di Hefei, penelitian dan pengembangan, jaminan kualitas, rekayasa simultan, serta kemampuan penuh produksi dan pengujian pra-seri, semuanya akan disatukan dalam satu fasilitas. Volkswagen menghadirkan integrasi di seluruh rantai nilai industri.
Grup Volkswagen telah menginvestasikan sekitar 1 miliar euro atau sekira Rp 17,1 triliun untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya di Volkswagen (Anhui), yang sebelumnya dikenal sebagai JAC Volkswagen, dari 50 menjadi 75 persen. Sejak pembentukan perusahaan patungan JAC Volkswagen pada tahun 2017, Volkswagen telah menjadi bagian dari ekosistem lokal produsen dan pemasok NEV (new energy vehicle) Anhui.