Ditanya Kapan Datangnya Kiamat, Ini Jawaban DeepSeek
DeepSeek mengulas dari berbagai perspektif mengenai kehadiran kiamat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform kecerdasan buatan (AI) terbaru asal China, DeepSeek, mengguncang dunia. DeepSeek diklaim lebih unggul dari model lainnya dengan biaya yang jauh lebih rendah sehingga berpotensi mengacaukan tatanan dunia teknologi.
DeepSeek mampu menjawab berbagai pertanyaan (prompt) dengan analisis dari berbagai perspektif yang berbeda. Tidak hanya masalah teknologi, DeepSeek bahkan bisa menjawab perkara spiritual seperti pertanyaan, "Kapan Armagedon alias Hari Kiamat akan terjadi?"
Menurut DeepSeek, konsep Armagedon atau akhir dunia merupakan topik yang mencakup diskusi keagamaan, filsafat, dan ilmiah. Platform ini mengungkapkan, untuk menjawab kapan peristiwa semacam itu akan terjadi sangat spekulatif dan bergantung pada konteks pertanyaannya. Berikut analisis dari berbagai perspektif yang disajikan DeepSeek.
1. Perspektif Agama
• Kristen: Dalam Kitab Wahyu (Perjanjian Baru), Armagedon digambarkan sebagai pertempuran terakhir antara kebaikan dan kejahatan. Namun, Alkitab secara eksplisit menyatakan bahwa tidak seorang pun mengetahui hari atau jamnya secara pasti (Matius 24:36).
• Islam: Dalam eskatologi Islam, Hari Penghakiman (Qiyamah) didahului oleh tanda-tanda, tetapi waktu yang tepat hanya diketahui oleh Allah.
• Agama Lain: Banyak agama memiliki nubuat tentang akhir dunia, tetapi tidak ada yang menyebutkan tanggal yang spesifik.
2. Perspektif Ilmiah
• Dampak Asteroid: Ilmuwan memantau objek dekat Bumi (NEO) untuk potensi tabrakan. Meskipun dampak besar jarang terjadi, dampak tersebut mungkin terjadi dalam jangka waktu yang panjang (jutaan tahun).
• Perubahan Iklim: Meskipun bukan "Armageddon," perubahan iklim yang tidak terkendali dapat mengakibatkan konsekuensi bencana bagi umat manusia.
• Perang Nuklir: Ancaman konflik nuklir global masih menjadi perhatian, tetapi memprediksi peristiwa semacam itu mustahil.
• Kecerdasan Buatan: Beberapa ahli teori memperingatkan tentang risiko AI supercerdas, tetapi ini masih spekulatif.
• Peristiwa Kosmik: Peristiwa seperti ledakan sinar gamma atau kematian Matahari (dalam waktu sekitar 5 miliar tahun) secara teoritis dapat mengakhiri kehidupan di Bumi.
3. Perspektif Filosofis
• Risiko Eksistensial: Filsuf seperti Nick Bostrom berpendapat bahwa umat manusia menghadapi risiko eksistensial, tetapi ini bersifat probabilistik dan tidak terikat pada garis waktu tertentu. • Waktu Siklus: Beberapa filosofi menyatakan bahwa waktu bersifat siklus, tanpa "akhir" yang sesungguhnya.
4. Budaya Pop dan Teori Konspirasi
• Banyak prediksi tentang akhir dunia (misalnya, kalender Maya pada tahun 2012, Y2K) telah datang dan pergi tanpa insiden. Prediksi ini sering kali didasarkan pada salah tafsir.
DeepSeek pun menyimpulkan, tidak ada cara yang kredibel atau pasti untuk memprediksi kapan peristiwa "Armageddon" akan terjadi. Dari sudut pandang ilmiah, meskipun ada risiko potensial, risiko tersebut sangat tidak mungkin terjadi atau masih sangat jauh di masa depan sehingga tidak perlu dikhawatirkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sudut pandang agama atau filosofi, fokusnya sering kali adalah pada kehidupan yang bermakna daripada memprediksi akhir dunia.
"Jika Anda khawatir tentang risiko eksistensial, pendekatan terbaik adalah berfokus pada langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti seperti mendukung penelitian ilmiah, mempromosikan perdamaian, dan mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim,"demikian saran dari DeepSeek.