Kena Covid-19, Ibu di AS Meninggal 18 Hari Pascapersalinan
Ibu di AS tak punya kesempatan untuk menimang bayinya karena Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai seorang ibu, Erika Becerra menantikan hari kelahiran anak keduanya dengan suka cita. Namun, setelah hari bahagia itu tiba, Erika justru tak memiliki kesempatan untuk menimang anak keduanya karena Covid-19.
Erika pertama kali terdiagnosis dengan Covid-19 pada 7 November 2020. Kala itu, perempuan berusia 33 tahun ini sedang mengandung anak keduanya. Usia kehamilan Erika sudah mencapai sembilan bulan.
Mulanya, gejala Covid-19 yang dialami Erika terbilang ringan sehingga dia bisa menjalani karantina mandiri di rumah saja. Beberapa gejala yang dia rasakan adalah pegal-pegal dan dada terasa tertekan.
Gejala yang dialami Erika mulai memburuk setelahnya. Dia mulai mengalami kesulitan bernapas sehingga harus dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans.
Kondisi Erika tampak kian memburuk dari hari ke hari. Tim dokter lalu mengambil langkah untuk melakukan induksi pada 15 November 2020, dua pekan sebelum hari perkiraan lahir.
Anak kedua Erika, Diego, berhasil dilahirkan dengan selamat dan dalam keadaan sehat. Akan tetapi, situasi justru semakin kacau untuk kondisi kesehatan Erika sendiri.
Setelah melahirkan, kadar oksigen Erika menurun. Alih-alih mendapat kesempatan untuk menimang bayi yang baru dia lahirkan, Erika justru harus diintubasi. Erika juga melewatkan ulang tahun pertama anak sulungnya karena harus dirawat dengan menggunakan ventilator.
Erika masih menunjukkan respons melalui pergerakan tangan dan mata di beberapa hari pertama setelah diintubasi. Hanya saja, Erika tak mampu bertahan dan meninggal dunia pada 3 Desember 2020. Dokter menyatakan bahwa Erika meninggal karena Covid-19, bukan karena komplikasi saat hamil atau melahirkan.
Tante dari Erika, Claudia Garcia, mengatakan, tak bisa berkata apa-apa ketika dihadapkan pada situasi tragis ini. Akan tetapi, dia memutuskan untuk berbagi kisah Erika dan Diego untuk menjadi pembelajaran bagi orang lain.
"Kami ingin orang-orang memahami konsekuensi tragis dari virus ini, saya tidak ingin siapa pun memikul rasa sakit ini," ujar Claudia, seperti dilansir Today.
Claudia mengatakan, tak ada yang tahu di mana Erika tertular Covid-19. Namun, dia meyakini bahwa Erika tertular Covid-19 saat melakukan kunjungan ke rumah sakit ketika dia mulai mengalami kontraksi prematur.
"Erika merupakan orang paling luar biasa yang bisa Anda temukan, bagi dia, kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaannya," ungkap Claudia.