Hari Hijab Sedunia Diperingati Setiap 1 Februari, Ini Sejarah di Baliknya

Hari Hijab Sedunia pertama kali diperingati pada 1 Februari 2013.

Pixabay
Ilustrasi Muslimah. World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia pertama kali diperingati pada 1 Februari 2013 sebagai bentuk penghormatan kepada jutaan wanita Muslim yang memilih mengenakan hijab.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tanggal 1 Februari diperingati sebagai Hari Hijab Sedunia atau World Hijab Day. Ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesadaran global tentang hijab serta membela hak perempuan muslim untuk mengenakan hijab tanpa diskriminasi.

Baca Juga


Bagaimana sejarahnya?

Dilansir laman World Hijab Day, Hari Hijab Sedunia pertama kali diperingati pada 1 Februari 2013 sebagai bentuk penghormatan kepada jutaan wanita Muslim yang memilih mengenakan hijab dan menjalani kehidupan dengan prinsip kesederhanaan serta kesopanan.

Penggagas gerakan ini adalah Nazma Khan, seorang aktivis asal Bangladesh yang dibesarkan di New York, yang ingin mendorong kebebasan berekspresi dalam beragama serta meningkatkan pemahaman antarbudaya. Ia mengundang perempuan dari berbagai latar belakang untuk merasakan pengalaman mengenakan hijab selama satu satu setiap tanggal 1 Februari. Melalui gerakan ini, dia berharap bisa mengatasi berbagai kontroversi mengenai alasan muslimah memilih berhijab.

Nazma sendiri mengaku pernah mengalami diskriminasi karena hijabnya. Saat pindah ke AS pada usia 11 tahun dan menjadi satu-satunya siswi berhijab di sekolah, Nazma kerap mendapat ejekan dan candaan dari teman-temannya.

“Tumbuh besar di Bronx, New York City, sangatlah menantang bagi saya. Di sekolah, saya dipanggil Batman atau ninja. Ketika saya masuk universitas, peristiwa 9/11 terjadi. Lalu, saya dipanggil Osama bin Laden atau teroris. Itu sangat mengerikan. Saya pikir satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah jika kita mengajak sesama saudari kita untuk merasakan sendiri pengalaman berhijab,” kata Nazma, dilansir dari laman WHD, Rabu (29/1/2025).

Diperkirakan lebih dari 150 negara turut memperingati Hari Hijab Sedunia setiap tahunnya. World Hijab Day juga memiliki banyak sukarelawan dan duta dari berbagai kalangan di seluruh dunia.

Sejak berdirinya, World Hijab Day telah meraih banyak pencapaian penting. Salah satunya adalah pengakuan resmi oleh Negara Bagian New York sejak tahun 2017. Pada tahun yang sama, House of Commons di Inggris menyelenggarakan acara untuk memperingati hari tersebut, di mana mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May juga turut hadir. Acara ini diselenggarakan oleh Tasmina Ahmed-Sheikh, anggota parlemen SNP untuk Ochil dan South Perthsire.

Pada tahun 2018, Parlemen Skotlandia juga menyelenggarakan pameran selama tiga hari untuk memperingati Hari Hijab Sedunia. Banyak politisi termasuk Nicola Sturgeon, Mantan Menteri Pertama Skotlandia, menunjukkan dukungannya terhadap Hari Hijab Sedunia. Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat Filipina mengesahkan rancangan undang-undang dalam pembacaan kedua untuk menetapkan tanggal 1 Februari sebagai Hari Hijab Nasional di Filipina.

Pada tahun 2018, organisasi World Hijab Day resmi menjadi lembaga nirlaba. Misi organisasi ini adalah untuk menghilangkan kefanatikan, diskriminasi, dan prasangka terhadap wanita Muslim melalui kesadaran, pendidikan, dan pemberdayaan.

Pada 2021, Nazma Khan mendirikan International Muslim History Month untuk melawan islamofobia dengan menghormati secara merayakan kontribusi perempuan muslim dalam sejarah dunia. Senat Negara Bagian New York menetapkan Mei 2021 sebagai Bulan Sejarah Muslim untuk negara bagian New York dalam resolusi Senat no. J718.

Pada tanggal 1 Februari 2022, Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, turut merayakan Hari Hijab Sedunia tahunan ke-10 dan memperkuat misinya. Selain itu, pada tahun 2022, Nazma Khan terpilih sebagai pembicara tamu pada Konferensi Perempuan dan Keadilan Internasional kelima di Turki, di mana ia membahas diskriminasi yang dihadapi oleh perempuan Muslim yang mengenakan hijab di tempat umum dan pasar tenaga kerja. Pada 2023 dan 2024, Nazma dinobatkan sebagai 50 Muslim paling berpengaruh di Amerika.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler