Usut Kasus Bentrok Polisi Vs FPI, Polri Buka Hotline
Polri memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan informasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri membuka nomor hotline dan memberikan kesempatan dari pihak eksternal untuk memberikan informasi terkait kasus bentrokan personel polisi dengan anggota laskar Front Pembela Islam (FPI). Hal itu dilakukan dalam rangka melengkapi penyidikan yang tengah berjalan.
"Kami memberikan ruang kepada masyarakat yang akan memberikan informasi, baik dalam bentuk informasi langsung yang diberikan kepada penyidik di Bareskrim Polri atau melalui hotline yang kami siapkan dengan nomor 081284298228," ujar Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (10/12).
Sigit menjelaskan, peristiwa penyerangan terhadap petugas terjadi pada Senin (7/12) di wilayah Karawang Barat sekitar pukul 00.50 WIB. Penyidikan tersebut kini ditangani oleh Bareskrim Polri dengan pertimbangan locus delicti. Kemudian, juga untuk menjaga objektivitas, profesionalisme, dan transparansi di dalam penyelidikan. Namun, memang, yang menjadi korban adalah anggota Polda Metro Jaya.
"Kami sampaikan di dalam progres kami dan akan segera kami rilis untuk transparansi dan memberikan gambaran bahwa kita melakukan penyidikan secara profesional, transparan, dan objektif," kata Sigit.
Seperti diketahui, perseteruan antara FPI atau simpatisan Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan aparat menegang saat terjadi penembakan enam laskar tersebut hingga tewas. Kedua belah pihak saling mengeklaim terkait kronologi peristiwa berdarah tersebut. Secara garis besar, Polisi mengeklaim, penembakan terhadap enam orang tersebut terpaksa dilakukan karena menodongkan senjata api dan senjata tajam ke petugas.
"Sudah tahu itu adalah mobil Polri dan itu (kami) tidak melakukan apa pun, tapi dilakukan proses penyerangan," tutur Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Kombes Tubagus Ade Hidayat.
Sementara itu, FPI menyampaikan bahwa memang benar ada peristiwa pengadangan, penembakan terhadap rombongan HRS dan keluarga, serta penculikan terhadap enam orang laskar pengawal HRS. Peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Kerawang Timur. Bahwa semalam HRS dengan keluarga termasuk cucu yang masih balita akan menuju tempat acara pengajian Subuh keluarga sambil memulihkan kondisi.
"Sekali lagi, ini pengajian Subuh internal khusus keluarga inti. Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan diadang oleh preman OTK (yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan HRS)," ungkap Sekretaris Umum FPI Munarman dalam keterangan tertulisnya.
Dalam keterangan tersebut, disebutkan, para preman OTK yang bertugas operasi tersebut mengadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga. Hingga saat ini, para pengadang berhasil melakukan penembakan dan satu mobil berisi enam orang laskar masih hilang diculik oleh para preman OTK bertugas operasi.