Kisah Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah
Khadijah membuka hati kepada Nabi Muhammad SAW.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yunahar Ilyas
JAKARTA -- Khadijah adalah seorang perempuan yang kaya raya hasil dari kegiatan berdagang, dibantu oleh ayahnya Khuwailid dan beberapa orang kepercayaannya. Sebelum Muhammad datang melamar, telah banyak sebelumnya pemuka Quraish pun melamar, hanya saja berakhir dengan penolakan, dengan anggapan mereka semua berkeinginan meminang Khadijah karena melihat harta kekayaan Khadijah.
Suatu ketika Abu Thalib mendengar kabar Khadijah sedang menyiapkan perjalanan dagang menuju Syam, dan membutuhkan tenaga untuk perjalanan tersebut. Mengetahui hal itu Abu Thalib bergegas menawarkan Muhammad kepada Khadijah untuk membantu selama perjalanan.
Tawaran Abu Thalib disetujui oleh Khadijah dengan membayarkan empat ekor anak unta. Selama memperdagangkan barang-barang Khadijah, Muhammad mampu mendapatkan keuntungan yang banyak melebihi apa yang pernah orang lain dapatkan sebelumnya. Bermodalkan kejujuran, para pelanggan merasa terpikat dan tertarik terhadap kepribadian Muhammad.
Kabar mengenai sifat Muhammad sampai kepada Khadijah melalui cerita Maisarah, budak Khadijah yang membersamai Muhammad dalam perjalanan dagang, disampaikan sifat-sifat yang diketahui seperti halus wataknya, baik budi pekertinya. Terutama saat mendengarkan langsung cerita dari Muhammad sendiri, bagaimana Muhammad bercerita dengan bahasa yang bergitu teratur, mampu menjelaskan apa saja barang yang dijual menandakan Muhammad begitu telaten dalam pekerjaan.
Sesaat setelah mengetahui bagaimana pribadi Muhammad, timbul rasa cinta pada diri Khadijah, dan bersedia membuka hati untuk sebuah pernikahan yang selama ini tidak terpikirkan olehnya, mengingat sudah banyak laki-laki yang ditolak. Keinginan yang sama juga muncul pada benak Muhammad, pada satu kesempatan Nufaisa binti Munya mendatangi Muhammad dan bertanya, “Kenapa kau tidak mau menikah?”, Muhammad menjawab: “Aku tidak mempunyai apa-apa untuk persiapan menikah”.
Nufaisa melanjutkan dengan berkata “Jika telah ada perempuan yang cantik, memiliki harta dan keturunan yang terhormat tidakkah kamu mau menerima?” "Siapa itu?" jawab Muhammad.
"Khadijah," jawab singkat Nufaisa.
Bukan tidak ingin meminang Khadijah, hanya saja Muhammad belum meyakini Khadijah ingin hal yang sama. Seiring dengan maksud Nufaisa, setelah pertemuan dengan Muhammad, diceritakanlan kepada Khadijah.
Tidak lama kemudian Khadijah bersepakat menentukan waktu bertemu antara keluarga Muhammad dan keluarganya untuk menentukan tanggal pernikahan. Pernikahan itu sendiri berlangsung dengan diwakili oleh paman Khadijah, Umar bin Asad.
Sebab saat itu ayah Khadijah telah meninggal sebelum perang Fijar. Dengan demikian, dimulailah kehidupan Muhammad dan Khadijah sebagai suami istri. Waktu itu Muhammad berumur 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.
Sumber: Majalah SM Edisi 17 Tahun 2018
https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/12/16/nabi-muhammad-saw-6/