Saat Ajaran Nabi Isa AS Diselewengkan, Natal Hingga Trinitas
Ajaran tauhid Nabi Isa AS diselewengkan menjadi trinitas
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Isa AS membawa ajaran luhur tentang keesaan, keruhanian, serta penekanan akhlak yang luhur selama masa dakwahnya terhadap Bani Israil.
Namun demikian lambat laun, ajaran mulia yang diajarkan Nabi Isa disisipkan tradisi paganisme yang akhirnya membuat rancu ajaran yang terselubung.
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, ajaran Nabi Isa AS demikian luhur dan jauh dari kesyirikan (pemersekutukan kepada Allah). Namun demikian ajaran ini sedikit demi sedikit semakin menyimpang akibat ulah masyarakat kala itu.
Prof Quraish mengutip perkataan James Housten Baxter mengatakan: “Memang ketika itu, paganisme telah berakhir. Namun belum mencapai puncak kehancurannya, bahkan ia merasuk ke dalam jiwa dan berlanjut dengan nama ajaran Kristus dan dalam selubungnya. Mereka yang melepaskan Tuhan-Tuhan dan para pahlawan mereka.”
“Lalu mereka mengangkat salah seorang dari syuhada mereka yang gugur, lalu menggelarinya dengan gelar-gelar ketuhanan dan membuat patung baginya sehingga pada akhirnya beralihlah kemusyrikan dan penyembahan berhala kepada penyembahan sang syahid atau syuhada lokal dan tidak berakhir masa itu.”
“Kecuali dengan terbentuknya akidah baru, yaitu penyembahan manusia yang diberi sifat-sifat ketuhanan dan menjadilah mereka yang disucikan itu perantara-perantara antara Tuhan dan manusia. Dan pada masa itu juga, nama-nama hari raya penganut kepercayaan lama diubah namanya menjadi perayaan Kristen, bahkan hari raya mengagungkan matahari dijadikan dan dinamai Hari Raya Natal.”
Dijelaskan lebih lanjut bahwa puncak dari kesesatan itu adalah beralihnya keesaan Tuhan yang diajarkan Isa Al-Masih, yakni menjadi kepercayaan tentang Trinitas. Padahal semasa dakwah Nabi Isa, ajaran yang disebarkan adalah ajaran keesaan kepada Allah SWT.