Kemlu Tanggapi Isu Staf Kedubes Jerman Intelijen
Individu yang mengunjungi FPI terdaftar di Kemlu Jerman sebagai staf diplomatik
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Teuku Faizasyah mengungkapkan pihaknya tak dapat memberi jawaban atau tanggapan tentang kabar bahwa staf Kedubes Jerman yang mengunjungi markas Front Pembela Islam (FPI) adalah intelijen. Sejauh ini sepengetahuan dia yang bersangkutan terdaftar sebagai staf diplomatik di Kemlu Jerman.
"Saya tidak bisa memberikan jawaban dalam hal ini (kabar bahwa staf Kedubes Jerman di markas FPI adalah intelijen), karena mungkin saja ada informasi lain yang tidak kami peroleh," kata Teuku saat dihubungi Republika pada Rabu (30/12).
Teuku mengungkapkan, sejauh ini Kemlu hanya mengetahui bahwa individu yang mengunjungi markas FPI terdaftar di Kemlu Jerman sebagai staf diplomatik dengan gelar sekretaris kedua (second secretary) bidang politik. Namun Teuku enggan menjelaskan secara detail dari mana informasi mengenai status tersebut diperoleh Kemlu.
"Yang perlu digaris bawahi, yang bersangkutan terdaftar di Kemlu (Jerman) sebagai staf diplomatik Kedubes Jerman di Jakarta. Artinya, sewaktu diproses oleh Pemerintah Jerman untuk bertugas ke Indonesia, yang bersangkutan memiliki status dan gelar diplomatik sebagai Sekretaris Kedua," kata Teuku.
Teuku mengungkapkan, Kemlu pun telah mengambil langkah terhadap yang bersangkutan. "Melalui pihak Kedubes Jerman disampaikan agar yang bersangkutan tidak kembali ke Indonesia," ujar dia.
Sebelumya anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan menyebut bahwa staf Kedubes Jerman yang mengunjungi markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, pada 17 Desember lalu adalah anggota badan intelijen Jerman. "Ternyata dia bukan diplomat, namanya Suzanne Hol, dan setelah diselidiki lewat beberapa sumber, dia ternyata bukan sebagai pegawai di Kementerian Luar Negeri Jerman. Tetapi ternyata dia adalah tercatat sebagai pegawai Badan Intelijen Jerman, BND (Bundesnachrichtendiens)," kata Farhan.
Politikus Partai NasDem itu mengaku mendapat informasi tersebut dari sumber pribadi. Ia pun mempersilakan publik mencari informasi terkait ke pihak imigrasi dan Kedubes Jerman.