Macron Marah Vaksinasi di Prancis Lambat

Vaksinasi di Prancis terbilang lambat dibandingkan dengan Inggris dan Jerman.

AP/Charles Platiau/POOL Reuters
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron marah akibat pendistribusian vaksin virus corona berjalan lambat. Kondisi ini membuat Prancis mempercepat vaksinasi untuk staf medis di rumah sakit. "Presiden marah pada semua orang. Kami tidak boleh gagal dalam kampanye vaksinasi ... Kebutuhan akan hasil ini berarti kami akan sampai di sana pada akhirnya," kata sumber pemerintah.

Vaksinasi di Prancis terbilang lambat dibandingkan tetangga Eropa seperti Inggris dan Jerman. Hal ini telah membuat kesal Macron. Dia mengadakan pertemuan dengan perdana menteri dan menteri kesehatannya pada Senin (4/1) malam untuk membahas cara mempercepat penyebaran vaksin.

Pejabat Elysee menyatakan, Macron ingin menekan sistem dan mempercepat penyebaran vaksin. "Kami benar-benar perlu mengguncang administrasi publik," kata sumber pemerintah itu.

Baca Juga


Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan beberapa ribu suntikan Covid-19 dari vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech diberikan di seluruh Prancis pada Senin (4/1). Prancis lambat melakukan vaksinasi dengan hanya memberikan 516 inokulasi selama pekan  pertama kampanye yang berfokus pada penghuni panti jompo.

"Kami telah memutuskan untuk mempercepat kampanye dengan memperluas kelompok sasaran menjadi staf kesehatan tanpa menunggu untuk menyelesaikan kampanye vaksinasi di panti jompo," kata Veran saat berkunjung ke rumah sakit Paris.

Veran mengatakan, sekitar 500 ribu dosis vaksin akan dikirimkan pada Rabu (6/1) sore. Menurutnya, Prancis akan memiliki satu juta dosis yang tersedia pada akhir minggu ini.

Covid-19 telah menewaskan lebih dari 65 ribu orang di Prancis, jumlah korban nasional tertinggi ketujuh di dunia. Meski begitu, survei akhir pekan lalu menunjukkan enam dari setiap 10 warga Prancis akan menolak vaksinasi. Dwina Agustin/reuters



sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler