Tiga Perusahaan China Hengkang dari NYSE Sebelum 11 Januari

Ini pertama kalinya bursa saham AS menghapus perusahaan China dari daftar mereka.

AP Photo/Mark Schiefelbein
Logo China Telecom, salah satu perusahaan asal China yang akan didelisting oleh Bursa Saham New York
Rep: Adinda Pryanka Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Selama lebih dari dua dekade, perusahaan China telah beralih ke pasar saham Amerika Serikat (AS) untuk mengumpulkan modal dan prestise internasional. Mereka mengumpulkan setidaknya 144 miliar dolar AS dari beberapa investor terbesar dunia. Namun, saat ini, pilar integrasi China dengan sistem keuangan global semakin terancam.

Baca Juga


Pada malam tahun baru, Bursa Efek New York (NYSE) mengatakan akan menghapus tiga perusahaan telekomunikasi milik China, termasuk China Mobile Ltd. Kebijakan ini diambil untuk melarang investasi AS di perusahaan China yang dimiliki atau dikendalikan militer.

Ini pertama kalinya bursa AS menghapus perusahaan China sebagai dampak langsung meningkatnya ketegangan geopolitik di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

NYSE mengatakan akan menghentikan perdagangan saham Amerika di China Mobile, China Telecom Corp, dan China Unicom Hong Kong Ltd sebelum 11 Januari. Dalam perintah eksekutifnya, Trump mengatakan, perusahaan-perusahaan tersebut termasuk yang secara langsung mendukung militer China, intelijen, dan aparat keamanan serta membantu dalam pengembangan dan modernisasi mereka.

Penghapusan perusahaan China di NYSE lebih lanjut, sebagian besar bergantung pada hubungan AS-China setelah presiden terpilih Joe Biden mulai memimpin pada akhir bulan ini.

Kebijakan penghapusan dari bursa saham AS menimbulkan dampak kecil terhadap tiga perusahaan mengingat sebagian besar perdagangan saham mereka terjadi di Hong Kong. Tapi, penghapusan tersebut menggarisbawahi risiko bagi perusahaan China dan AS akibat ketegangan antar negara adidaya yang membara.

Saham produsen minyak lepas pantai terbesar China jatuh di Hong Kong dan AS akibat spekulasi bahwa perusahaan itu mungkin akan terkena delisting.

Bisnis tanpa hubungan militer juga rentan setelah Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang dengan dukungan bipartisan pada bulan lalu yang dapat menendang perusahaan China dari bursa AS kecuali regulator AS dapat meninjau audit keuangan mereka.

 

 

Peneliti di Universitas Oxford, George Magnus, menyebutkan, akan ada konsekuensi yang harus ditanggung perusahaan Cina karena dihapuskan dari daftar bursa. Pasar saham AS juga terlihat kurang menarik bagi dunia usaha China.

"Khususnya jika Anda adalah perusahaan milik negara yang memiliki hubungan dekat dengan Tentara Pembebasan Rakyat atau keamanan internal," tuturnya, seperti dilansir di Bloomberg, Senin (4/1).

Di sisi lain, konsekuensi juga akan dirasakan bagi perusahaan AS. Mereka khawatir sulit mengakses ekonomi Cina yang luas akibat semakin dinginnya hubungan kedua negara.

China Unicom dan China Mobile mengatakan, mereka sedang meninjau cara untuk melindungi hak hukum mereka. China Telecom menyebutkan, sedang mempertimbangkan opsi untuk melindungi kepentingan sah perusahaan.

Saham yang terkena dampak bernilai kurang dari 20 miliar yuan atau 3,1 miliar dolar AS dan menyumbang setidaknya 2,2 persen dari total saham di tiap perusahaan. Data ini disampaikan Komisi Pengaturan Sekuritas Cina pada Ahad (3/1). Tiap perusahaan tercatat memiliki situasi yang baik untuk menangani masalah apapun.

Penerimaan penyimpanan perusahaan Amerika, yang digunakan oleh investor AS untuk membeli saham perusahaan asing, tercatat merosot di perdagangan New York pada Senin. Penurunan dipimpin oleh penyusutan di China Telecom 5,5 persen ke level terendah sejak 2003. Sementara itu, China Mobile turun 5,9 persen ke level terendah pada 2006 dan China Unicom tergelincir 3,2 persen. Ketiga perusahaan juga turun di Hong Kong pada Selasa (5/1). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler