BKPM: Investasi Rp 14 Triliun dari LG Berdampak Bagi Daerah
BKPM menyebut belum ada investasi sebesar LG pasca reformasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan secara resmi masuknya investasi senilai 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 142 triliun dari perusahaan LG Energy Solution. Perusahaan itu bekerja sama dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membangun industri sel baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining), serta industri prekursor dan katoda.
Lokasi yang dipilih untuk pengembangan industri prekursor dan katoda adalah Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Begitu pula industri sel baterainya sedang didalami kemungkinan guna berinvestasi juga di lokasi tersebut.
Bahlil menegaskan, kerja sama investasi ini merupakan kolaborasi antara perusahaan asing, konsorsium BUMN, pengusaha nasional, pengusaha nasional di daerah, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Maka diyakini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional, juga secara lokal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
“Dalam kerja sama investasi ini semuanya ikut terlibat. Jadi tidak lagi bicara untuk sendiri-sendiri. Pengusaha lokal dan UMKM harus dilibatkan, karena tujuan investasi yaitu selain percepatan pertumbuhan ekonomi, juga pemerataan pertumbuhan ekonomi," ujar Bahlil melalui keterangan resmi, Selasa (5/1).
Pemilihan lokasi di KIT Batang, menurutnya merupakan langkah tepat bagi investor. "Pemerintah sudah menyiapkan lahan, sarana dan prasarana infrastrukturnya yang memadai, serta ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan,” jelas dia.
Menurut catatan BKPM, kata dia, belum ada investasi dengan nilai sebesar ini pasca reformasi di Indonesia. Jadi ini merupakan momentum bagi Indonesia dalam membangun optimisme di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih dihadapi.
Rencana investasi LG disambut antusias oleh Bupati Batang Wihaji. Ia mengaku optimis, investasi LG Energy Solution akan berdampak positif pada perekonomian daerah, menimbulkan multiplier effects, serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
“Kami tentunya sangat bersyukur dan pastinya investasi ini bermanfaat untuk warga Batang dan sekitarnya. Dengan datangnya investasi tersebut, insya Allah dapat menyerap tenaga kerja serta membantu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dan Indonesia tentunya,” ujar dia.
Pemerintah Indonesia terus mendorong transformasi ekonomi menuju visi Indonesia Maju 2045. Salah satunya melalui hilirisasi sumber daya alam. Melalui proyek kerja sama investasi ini, Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik.
Baterai listrik merupakan komponen utama mobil listrik, yang dapat mencapai 40 persen dari total biaya mobil listrik. Dari sisi produksi baterai, biaya material merupakan komponen utama dengan 50 sampai 60 persen dari total biaya baterai. Pada 2035 nanti, Indonesia mencanangkan memproduksi 4 juta mobil listrik dan 10 juta motor listrik.