Wapres Terima Risma, Sandiaga, dan Menteri KKP

Wapres mendengarkan gagasan dari tiga menteri secara terpisah. 

dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin,
Rep: Fauziah Mursid Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima tiga menteri baru Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik akhir tahun 2020. Ketiga menteri itu yakni Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. 


Jubir Wapres, Masduki Baidlowi mengatakan, dalam pertemuan itu, Wapres mendengarkan gagasan dari tiga menteri secara terpisah. "Wapres merasa senang bertemu dengan menteri-menteri baru karena gagasan-gagasannya banyak yang menarik," ujar Masduki saat dihubungi pada Selasa (5/1).

Masduki menerangkan, Menteri Sosial Risma contohnya, mengungkap gagasannya kepada Wapres soal optimalisasi balai-balai yang ada di bawah Kementerian Sosial. Risma, kata Masduki, ingin balai diperuntukkan untuk menampung disabilitas maupun pemberdayaan masyarakat.

"Itu banyak nganggur, kantornya besar-besar, lebar-lebar, di Indonesia itu ternyata ada 49 balai, selama ini kurang dimanfaatkan dengan baik. Jadi rencana Ibu Mensos, balai itu akan dijadikan tempat-tempat pemberdayaan pelatihan sekaligus pemberdayaan untuk kepentingan ekonomi," kata Masduki.

 

 

Masduki mengatakan, selain fokus terhadap bantuan sosial Mensos Risma juga ingin mengembangkan pemberdayaan masyarakat miskin maupun usaha mikro kecil dan menengah. Sebagai percontohan, Risma akan mengoptimalkan hal tersebut di Jakarta dan Bekasi.

"Pengalaman di Surabaya itu dijadikan contoh untuk di Jakarta dan Bekasi dahulu, baru nanti akan dikembangkan/direplikasi ke daerah lain. jadi ujungnya nanti tuh pemberdayaan untuk usaha mikro kecil (UMK)," ujarnya.

Sementara, Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam pertemuan juga melaporkan gagasannya untuk meningkatkan ekonomi kreatif di berbagai daerah. Sandiaga kata Masduki, lebih dulu memfokuskan industri kreatif, baru sektor lain dari pariwisata setelah pandemi Covid-19 mereda.

"Jadi ekonomi kreatif itu kan ada tiga besar yang dia fokuskan, pertama pada kriya-nya/kerajinan. nanti bidang fesyen dan kuliner itu berikutnya, setelah wisatanya bangkit," ungkap Masduki.

"Wapres sangat senang kalau itu kemudian diarahkan ke ekonomi kreatif karena memang justru selama ini memang yang menjadi fokus Wapres di situ," ungkapnya.

 

Rencananya, Masduki mengungkap, Wapres akan mengumpulkan menteri menteri baru dengan menteri yang berada dalam koordinasi Wapres khususnya di sektor UMKM. "Rencananya nanti tgl 7 akan dipertemukan itu menteri menteri baru itu bersama menteri menteri lain yang masih dalam fokus koordinasi Wapres, seperti UMKN, Kemenperin terkait dengan halal dan seterusnya, supaya nyambung, supaya tidak kerja sendiri-sendiri," ujarnya.

Sedangkan untuk Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono hari ini juga melaporkan identifikasi masalah di sektor kelautan dan perikanan. Salah satunya, Wahyu menyoal perlunya nelayan diarahkan menjadi nelayan budidaya.

"Katanya Pak Tenggrono itu ada tiga juta nelayan yang selama ini melaut jauhnya 13 mil. Itu artinya di laut yang belum dalam. Nah ini yanh selama ini bentrok dengan satu dengan yang lain, soal cantrang dan macem macem itu, nah itu mesti memang diarahkan ke budidaya," ungkapnya.

Selain itu, kata Masduki, Menteri KKP ingin memberdayakan nelayan nelayan yang selama ini menangkap lobster. Menurutnya, selama ini yang menjadi masalah dalam penangkapan lobster khususnya benih lobster karena ada monopoli dari importir.

 

Trenggono menilai, jika importir tidak monopoli sebenarnya tidak akan ada masalah. Sehingga dengan demikian, maka ekspor benih lobster itu akan tetap dikembangkan. "Tetapi dengan syarat bahwa cara pengusaha benur itu supaya dia membeli dengan harga sesuai, juga wajib mempunyai semacam pembinaan kepada nelayan nelayan lobster supaya jalan," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler