KBM Tatap Muka di Tasikmalaya Belum Memungkinkan

Keputusan final KBM tatap muka di Tasikmalaya akan dirapatkan besok.

Antara/Novrian Arbi
Penjaga merapikan ruangan kelas yang lama kosong. Ilustrasi
Rep: Bayu Adji P Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya kemungkinan belum akan mengizinkan sekolah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dalam waktu dekat. Sebab Kota Tasikmalaya masih berstatus zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19.

"Kayaknya belum (bisa tatap muka). Namun besok malam kita rapat putuskan itu," kata Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (6/1).

Ia mencontohkan, Kota Bandung sudah mengambil sikap tak akan menggelar KBM tatap muka di sekolah dalam waktu dekat. Menurut dia, Pemkot Tasikmalaya kemungkinan akan mengikuti langkah yang diambil Kota Bandung. Apalagi, lanjut dia, Kota Tasikmalaya juga masih berstatus zona merah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi mengatakan, berdasarkan Surat Edaran Pelaksana Tugas Wali Kota Tasikmalaya yang berlaku hingga 8 Januari 2021, kegiatan pendidikan masih belum boleh dilakukan secara tatap muka. Sebab, kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya masih terus meningkat.

Namun, untuk keputusan final mengenai KBM tatap muka akan dibahas kembali jelang pembelajaran semester genap dimulai. "Meski diperbolehkan dari SKB Empat Menteri, kita kayaknya tunda dulu," kata dia.

Budiaman mengaku, banyak sekolah yang sudah meminta KBM tatap muka dapat dilaksanakan. Namun kesiapan sekolah harus lebih dulu memenuhi verifikasi oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Tasikmalaya.

Meskipun nantinya ada sekolah yang diizinkan menggelar KBM tatap muka, prosesnya harus dilakukan secara terbatas. Namun, ia menegaskan, hingga saat ini belum ada keputusan final mengenai KBM tatap muka. "Kita menunggu kebijakan dari pimpinan (Wali Kota)," kata dia.

Budiaman mengakui, pembelajaran jarak jauh yang selama ini dilakukan tak seefektif KBM tatap muka. Namun, karena pandemi Covid-19 belum berakhir, keselamatan siswa harus menjadi fokus utama.

"Kalau situasi seperti ini, kita khawatir terjadi klaster pendidikan. Bayangkan kalau ada anak SD yang kena, kan penyebarannya pasti meluas," kata dia.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler