Ivanka Trump Sebut Demonstran Capitol Hill adalah Patriot AS
Ivanka Trump dilaporkan telah menghapus kicauannya yang kontroversional.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ivanka Trump menyebut para demonstran yang menyerbu gedung Capitol Hill sebagai 'American Patriots'. Ivanka juga mendesak mereka untuk menahan diri dari kekerasan, sebelum menarik lagi komentarnya tersebut.
Komentar itu sempat dikicaukan lewat Twitter. Namun belakangan cicitan itu sudah dihapus. "Patriot Amerika, setiap pelanggaran keamanan atau tidak menghormati penegakan hukum kami tidak dapat diterima. Kekerasan harus segera dihentikan. Harap damai," ujar Ivanka seperti dikutip laman the Guardian, Rabu (6/1).
Ivanka, merupakan putri tertua presiden AS Donald Trump. Ivanka tidak meminta para pemrotes untuk meninggalkan demonstrasi atau meminta mereka untuk meninggalkan pengepungan gedung Capitol AS.
Ketika ditanya secara daring di Twitter tentang penggunaan istilah patriot tersebut, Ivanka langsung mengklarifikasinya. "Tidak. Protes damai itu patriotik. Kekerasan tidak dapat diterima dan harus dikutuk dengan keras," ujarnya.
Dia menghapus cicitan aslinya. Namuan komentarnya telah ramai ditanggapi di Twitter. Hingga kini, Ivanka Trump belum berkicau lagi.
Dari dalam gedung Capitol yang terkepung, jurnalis Jake Sherman mengutuk penggunaan istilah "patriot" oleh Ivanka Trump. "Patriot Amerika? Saya duduk di sini terblokir. Gedung DPR telah dilanggar dan orang-orang telah menarik senjata. Apa yang sedang Anda bicarakan?," ujarnya melalui cicitan di Twitter.
Koresponden Gedung Putih April Ryan mengatakan, Ivanka terlibat dalam kekerasan yang terjadi di Capitol. Sementara yang lain menunjuk pada penghapusan cicitan Ivanka Trump sebagai bukti bahwa itu tidak pantas.
Mantan penasihat khusus di departemen keamanan dalam negeri AS, Eric Columbus mendesak Ivanka dan Donald Trump untuk menghentikan kekerasan. Akun Twitter Donald Trump pun telah ditangguhkan karena pelanggaran berat dan berulang kali melanggar Kebijakan Integritas Sipil.
Akun Twitter Trump akan diblokir selama 12 jam. Jika dia menolak untuk menghapusnya, akunnya akan tetap diblokir, dan pelanggaran lebih lanjut dapat mengakibatkan larangan permanen.
"Jika kicauan tidak dihapus, akun akan tetap terkunci. Pelanggaran Aturan Twitter di masa mendatang, termasuk kebijakan Integritas Sipil atau Ancaman Kekerasan, akan mengakibatkan penangguhan permanen akun @realDonaldTrump," kata akun keamanan Twitter.
Dalam protes yang digambarkan sebagai ancaman terbesar bagi demokrasi AS sejak perang saudara, loyalis Trump menyerbu kursi demokrasi AS yakni gedung Capitol. Mereka berusaha memblokir sertifikasi formalitas konstitusional yang akan melantik Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari.
Dalam insiden ini, seorang wanita tewas karena luka tembak, dan tiga orang lainnya juga dilaporkan tewas dalam apa yang disebut polisi darurat medis.