Klub Liga Inggris yang Mulai Paham Cara Redam Liverpool
Liverpool menghadapi pemain lawan yang menumpuk di kotak penalti.
REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Superioritas Liverpool dinilai mulai meredup musim ini. Padahal, jika melihat pada Februari lalu, Liverpool mengunjungi Vicarage Road sebagai pemuncak klasemen. The Reds telah mengumpulkan 26 kemenangan dan satu hasil imbang dari 27 pertandingan pembuka mereka.
Pada musim 2019/20 itu, Liverpool memimpin 22 poin dari penantang terdekat mereka. Empat bulan, kemudian skuad asuhan Juergen Klopp itu mengamankan gelar Liga Primer Inggris.
Watford berada di posisi kedua terbawah saat itu, dengan hanya lima kemenangan. Namun mereka menghajar Liverpool 3-0, setelah tidak terkalahkan dalam 21 pertandingan tandang, dengan 17 di antaranya menang. Hasil itu cukup mengejutkan, sekaligus memupus harapan Liverpool mengakhiri musim tanpa terkalahkan.
Sejak saat itu, performa tandang he Reds mulai menurun. Mohamed Salah cs menang empat kali, imbang enam kali dan kalah lima kali dalam 15 pertandingan tandang di liga. Dua potensi kemenangan direnggut oleh VAR, ditambah krisis cedera di pertahan, yang membuat Klopp memainkan tujuh pasangan berbeda di bek tengah.
Di sisi lain, seperti dikutip dari Liverpool Echo, Kamis (7/1), klub-klub Liga Inggris juga mungkin sudah menemukan formula meredam kekuatan Liverpool. Lawan seolah sudah bisa mengantisipasi penampilan impresif the Reds, khususnya saat sudah bisa unggul lebih dulu di kandang sendiri.
Umpan silang mereka jadi kurang efektif dibandingkan saat bermain di Anfield. Catatan the Athletic, saat dikalahkan the Saints, ada 35 umpan silang dalam permainan terbuka untuk Liverpool, yang terbanyak sejak dilatih Klopp, tapi tak ada yang berbuah gol.
.
Sebagai pilihan taktik, umpan silang memiliki reputasi yang sangat buruk, tapi the Reds telah membuktikan cara yang sangat efektif dalam memanfaatkan umpan dari area yang luas. Liverpool memiliki 20 umpan silang yang berubah menjadi gol di Liga Primer musim lalu, terbanyak di antara tim lain. Jumlahnya terbagi rata, masing-masing 10 umpan silang berbuah gol pada laga kandang dan tandang.
Sementara sepanjang musim ini, Liverpool mencatatkan tujuh umpan silang dan semuanya tercipta di Anfield.
Yang membuatnya aneh, Liverpool rata-rata mencatatkan 24 umpang silang per pertandingan, 7,9 persen diblokir bek lawan, baik dalam pertandingan di Anfield maupun di kandang lawan. Walaupun 14 persen umpan silang the Reds di Anfield menghasilkan tembakan ke gawang, hanya delapan persen yang berujung serupa di kandang lawan.
Keberhasilan lawan Liverpool meredam umpan silang tersebut kemungkinan terletak pada pilihan menumpuk pemain lebih banyak di kotak penalti, ketimbang berusaha menghentikan umpan lebih dini. Statistik dari FBRef menunjukkan, ada beberapa tim yang seringkali mencatatkan lebih banyak sentuhan dengan bola di kotak penalti sendiri saat melawan Liverpool daripada tim lain.
Southampton memiliki 107 sentuhan bola di kotak penalti mereka ketika menang 1-0. Jumlah ini setidaknya 25 lebih banyak dari pada pertandingan lainnya, dan jauh di atas rata-rata 62 kali untuk musim ini.
.
Everton juga mendapatkan hasil terbaik mereka di 2020/21 ketika the Reds datang ke Stanley Park dengan cara serupa. Sementara Fulham memiliki hasil positif pada pertandingan kandang melawan Liverpool, begitu juga dengan Newcastle saat menahan imbang 0-0.
Kesulitan untuk masuk ke dalam kotak penalti dan keputusasaan untuk mengejar hasil jelas tidak membantu. Ada lima pertandingan liga musim ini di mana Liverpool salah mengontrol bola setidaknya 17 kali, dengan empat di antaranya berlangsung pada pertandingan tandang. Sudah bisa ditebak, tidak ada dari pertandingan tersebut yang dimenangkan oleh the Reds.
Masalah ini harus segera dipecahkan Liverpool jika tak ingin gelar juara musim lalu direbut tim lain pada akhir musim ini.