Capitol Hill Rusuh, Erdogan: Negara Barat Harus Introspeksi

Pendukung Donald Trump membuat kerusuhan di Capitol Hill.

Presidensi Turki via AP, Pool
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, negara-negara Barat harus introspeksi diri dalam demokrasi, hak asasi, dan kebebasan. Hal ini ia sampaikan saat mengomentari kerusuhan di Capitol Hill pada Rabu (6/1) pekan lalu.

Erdogan mengatakan, mereka yang tidak tahan dengan implikasi terorisme mencoba mencegah Turki memerangi teroris. Ia juga menyinggung demonstrasi rompi kuning di Prancis yang pecah dua tahun yang lalu.

"Kami juga menyaksikan reaksi yang sama dalam peristiwa yang baru-baru ini terjadi di AS, semua perkembangan ini membuat dunia Barat subjek Introspeksi diri yang tulus dalam demokrasi, hak asasi dan kebebasan," kata Erdoğan, seperti dikutip Hurriyet Daily, Sabtu (9/1).

"Semua perkembangan ini dibutuhkan dunia Barat untuk introspeksi diri dalam hal demokrasi, hak asasi dan kebebasan, bila tidak melakukan Introspeksi dan membenarkan kesalahan yang telah kami lihat di masa lalu, maka artinya dunia sudah di persimpangan jalan," tambahnya.

Pernyataan ini disampaikan dalam pidato pembukaan jembatan baru di bagian tenggara Turki.  Pada Rabu lalu pendukung Presiden AS Donald Trump menerobos masuk dan merusak Capitol Hill untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden 3 November lalu.

Lima orang tewas dalam peristiwa tersebut, termasuk satu orang perempuan yang ditembak petugas polisi. AS tidak pernah mengalami kejadian yang serupa. Proses perpindahan kekuasaan di AS biasanya berjalan dengan damai.

Erdogan mengatakan kejadian baru-baru ini di Eropa dan Amerika memperlihat standar ganda dalam perlakuan mereka ke Turki. Ia mengatakan Turki telah mengikuti kebijakan yang diimplementasikan negara-negara yang menuduh Ankara tidak menjalankan demokrasi dengan benar dan membatasi kebebasan.

Baca Juga


Erdogan mengatakan negara-negara yang menentang langkah Turki ke ranah hukum mulai melakukan 'penyensoran yang paling primitif'. Ia juga mengatakan negara yang sama melakukan intervensi keras untuk menekan kelompok marjinal yang mengganggu kedamaian masyarakat dan melakukan serangan langsung terhadap negara dan hukum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler