China Khawatir Muncul Wabah Baru di Selatan Beijing

Lebih dari 380 orang dites positif virus Corona di selatan Beijing.

CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China melaporkan lebih dari 380 orang dites positif virus corona di selatan Beijing. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah kasus infeksi di Provinsi Hebei.

Pada Ahad (10/1) pagi, pemerintah bidang kesehatan Hebei melaporkan 40 kasus baru. Total jumlah kasus infeksi menjadi 233. Sekitar 161 orang lainnya di tes positif tapi tidak mengalami gejala apa pun. China tidak menghitung kasus tanpa gejala sebagai kasus infeksi.

Namun wabah ini cukup mengkhawatirkan sebab Provinsi Hebei berbatasan dengan ibu kota Beijing.  Pemerintah sudah membatasi perbatasan kedua wilayah, karyawan yang tinggal di Hebei harus membuktikan mereka bekerja di Beijing.

Hampir semua kasus dilaporkan di Kota Shijiazhuang, ibu kota Hebei. Sekitar 260 kilometer sebelah selatan Beijing. Beberapa kasus lainnya ditemukan di Kota Xingtai, sekitar 110 kilometer lebih jauh.

Kedua kota itu sudah menggelar tes massal, memeriksa jutaan warga kota. Pemerintah kota juga menghentikan sementara operasi transportasi publik dan taksi serta membatasi pergerakan warga dari pemukiman atau desa mereka selama satu pekan.

Pada Ahad pagi, Komisi Kesehatan Nasional Cina melaporkan 69 kasus baru di seluruh negeri. Sebagian besar terjadi di Hebei. Sisanya sekitar 21 kasus adalah orang yang baru pulang dari luar negeri.

Beijing sendiri hanya memiliki satu kasus baru sehingga kasus yang terkonfirmasi menjadi 32 kasus, lebih rendah dibandingkan wabah yang terjadi tiga pekan lalu. Hampir semua kasus terjadi di Shunyi, timur laut pinggir kota Beijing.

Baca Juga


sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler