Abu Dujanah, Sang Pemegang Pedang Rasulullah di Perang Uhud
Abu Dujanah adalah seorang prajurit pemberani yang sangat tangguh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa saat setelah prajurit Muslim bersiaga pada posnya masing-masing untuk menghadapi pasukan kafir Quraisy pada perang Uhud, Rasulullah tiba-tiba menghunuskan pedangnya dan menawarkan pada sahabat yang ingin menunaikan hak pedang itu dalam perang Uhud. Para prajurit pun ramai-ramai merespons seruan Rasulullah itu.
Setiap mereka berharap bisa menggunakan pedang tersebut. Akan tetapi, rupanya Rasulullah mengetahui seseorang yang lebih tepat untuk menyandang pedang itu.
Ketika Rasulullah sedang melayangkan pedangnya ke arah pasukan Muslim, salah satu sahabat, yaitu Abu Dujanah tiba-tiba maju dan bertanya kepada Rasulullah tentang hak pedang itu. Rasulullah pun menjawab pertanyaan Dujanah itu.
Rasulullah menjelaskan Dujanah dapat menunaikan hak pedang itu untuk digunakan menyerang musuh sampai pedang itu bengkok. Abu Dujanah pun menyanggupi untuk menggunakan pedang Rasulullah itu di perang Uhud.
Rasul kemudian menyerahkan pedang tersebut kepada Abu Dujanah. Menurut Cendekiawan Muslim asal Turki Muhammad Fethullah Gulen dalam bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW, Kebanggaan Umat Manusia, sosok Abu Dujanah adalah seorang prajurit pemberani yang sangat tangguh di medan pertempuran.
Dia memiliki sehelai ikat kepala berwarna merah yang selalu dikenakannya dalam pertempuran. Setelah Abu Dujanah menerima pedang dari tangan Rasulullah, Abu Dujanah langsung mengeluarkan ikat kepalanya yang terkenal itu dan kemudian mengikatnya kuat-kuat di kepalanya.
Tak ada seorang pun bisa menghentikannya maju di medan pertempuran. Fethullah Gulen menjelaskan, dalam perang Uhud, Abu Dujanah bertempur dengan gagah berani.
Pada saat itu, Abu Dujanah yang membawa pedang Rasulullah berhasil merangsek maju ke jantung pertahanan musuh hingga akhirnya mencapai posisi Hindun, istri Abu Sofyan. Abu Dujanah melihat Hindun yang tengah memberi semangat kepada pasukan musyrik.
Namun, Abu Dujanah tak mau menggunakan pedang Rasulullah untuk membunuh Hindun. Alasannya karena Abu Dujanah menghormati pedang Rasulullah yang tak mungkin digunakan untuk menyerang seorang wanita.
Sederet pertempuran diikuti Abu Dujanah bersama barisan kaum Muslim. Tetapi pada perang Yamamah, yakni pertempuran pasukan Muslim dibawah komando khalifah Abu Bakar melawan Musailamah Al Kazzab yang mengaku sebagai nabi, Abu Dujanah gugur sebagai syahid.