Memahami Sejarah dan Perjuangan Nabi Nuh
Kisah Nabi Nuh lebih beragam dari sekadar banjir besar
REPUBLIKA.CO.ID, Nuh 'Alaihissalam (AS) adalah salah satu nabi yang bergelar Ulul Azmi, yaitu nabi yang memiliki kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati yang luar biasa di tengah beratnya ujian. Betapa pun terjal jalan yang ditempuh, Nuh AS selalu bersyukur. Hal itu ditegaskan oleh Allah, "Sungguh Nuh itu hamba yang penuh syukur." (QS al-Isra: 13).
Bicara tentang Nabi Nuh AS, hal yang sering kita dengar dan ketahui selama ini secara sekilas mungkin hanya tentang banjir besar yang menenggelamkan orang-orang yang kafir. Di dalamnya termasuk putra Nabi Nuh yang tidak mau diajak naik ke dalam pe rahu. Dia menolak dengan alasan bisa menyela matkan diri ke atas gunung yang dapat menyelamatkannya dari air bah. Padahal, Nabi Nuh telah mengingatkan putranya itu bahwa tidak ada yang dapat berlindung dari siksaan Allah pada hari itu selain Allah yang Maha Penyayang.
Sesungguhnya sejarah dan kisah perjuangan Nabi Nuh jauh lebih panjang dan beragam dari sekadar kisah banjir besar. Begitu banyak pelajaran yang terhampar dari sejarah kehidupan beliau.
Seperti apakah sejarah dan perjuangan Nuh AS? Buku yang ditulis oleh pakar sejarah Islam asal Libya bernama Prof Dr Ali Muhammad ash-Shallabi ini berusaha menjawabnya secara lengkap dan utuh.
Dalam buku ini, penulis mengulas seputar periode sebelum Nabi Nuh, awal mula munculnya kemusyrikan (pembahasan pertama), dakwah dan gambaran penolakannya (pembahasan kedua), sikap terhadap pe nentang dakwah, ke luarga (pembahasan ketiga dan keempat), bahtera dan banjir besar (pembahasan kelima), serta berakhirnya peradaban pertama menuju peradaban kedua manusia (pembahasan keenam).
Penulis menggali bukunya dari sumber utama Alquran dan penjelasan yang termaktub dalam hadis Rasulullah SAW. "Sesung guhnya umat ma nusia sangat membutuhkan pe ngetahuan tentang sirah para na bi dan rasul yang digali dari Al qur an … serta penjelasan ten tang bio grafi, akhlak, dan prinsip-prinsip dakwah mereka yang di gali dari hadis-hadis Nabi Mu ham mad SAW yang sahih …." (Hlm 2).
Melalui uraian yang panjang, penulis sampai pada kesimpulan bahwa Allah menegaskan dalam kitab-Nya bahwa tauhid merupakan pokok dakwah para rasul. Semua rasul mengajak kaumnya agar bertauhid.
"Sesungguhnya awal mula manusia itu bertauhid dan tauhid adalah yang pertama kali dikenal manusia …. Sesungguhnya kemu syrikan pertama terjadi di dalam kaum Nabi Nuh AS." (Hlm 597-598). Penulis juga menegaskan, Kitab Alquran memberikan infor masi-informasi penting tentang zaman sebelum Islam melalui kisah-kisah. Informasi-informasi tersebut didukung oleh penemuan-penemuan modern.
Buku ini penting dibaca karena penuh dengan pelajaran, i'tibar, faedah, dan sunnatullah (ketentuan-ketentuan baku Allah) yang berlaku pada manusia dan alam ini. Seperti ditegaskan oleh penulis, "Tujuan Alquran menyebutkan kisah-kisah bukan sekadar sejarah. Alquran menginginkan agar kisah-kisah tersebut menjadi pelajaran berkaitan dengan apa-apa yang menimpa umat-umat terdahulu ...." n ed: a syalaby ichsan
Judul : Nuh AS, Peradaban Manusia Kedua
Penulis : Prof Dr Ali Muhammad ash-Shallabi
Penerbit : Pustaka Al-Kautsar
Cetakan : I, Oktober 2020
Tebal : xiii+637 hlm