Pendapatan Wonder Woman: 1984 tak Menutup Biaya Produksi
Wonder Woman 1984 tayang serempak di bioskop dan HBO Max sejak 25 Desember 2020.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Film Wonder Woman: 1984 mendominasi box office Amerika Serikat untuk akhir pekan ketiga secara berturut-turut. Meski sekuel pahlawan super ini menjadi film yang paling ditunggu-tunggu para penggemarnya, namun ternyata pendapatannya tidak menutup biaya produksi.
Wonder Woman: 1984 adalah satu-satunya film blockbuster utama yang bersedia dirilis di tengah pandemi Covid-19. Angka box office-nya juga mengesankan mengingat keputusan berani untuk merilis film di HBO Max selain di bioskop pada 25 Desember 2020.
Hanya saja, pihak studio diperkirakan masih merugi dengan film tersebut. Menurut Variety, Wonder Woman: 1984 mengantongi 3 juta dolar AS atau sekitar Rp 42,4 miliar antara hari Jumat hingga Ahad, sehingga total pencapaian di AS dan Kanada menjadi 32,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 460,8 miliar.
Sementara di luar AS, film yang dibintangi Gal Gadot itu meraih 4,7 juta dolar AS, menjadikan penghasilan globalnya mencapai 98,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,39 triliun. Film ini mengungguli hampir setiap film yang dirilis sejak pandemi.
Bagi Warner Bros, penjualan tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan. Betapa tidak, Wonder Woman: 1984 menguras anggaran untuk biaya produksi hingga 200 juta dolar atau Rp 2,8 triliun.
Meskipun mengalami kerugian secara finansial, masa depan Wonder Woman tampaknya masih terlihat cerah. Sebab Warner Bros telah menyalakan lampu hijau untuk produksi film ketiga dengan Patty Jenkins tetap dipercaya sebagai sutradara.
Dalam sebuah wawancara, Jenkins pernah mengungkap bahwa plot untuk Wonder Woman 3 telah rampung.
"Kami sebenarnya sudah tahu keseluruhan cerita untuk Wonder Woman 3 dan kami juga sudah memetakan semuanya. Namun, kami belum tahu apakah nanti kami berubah pikiran dan mengubah sedikit cerita atau tidak,” kata Jenkins, seperti dikutip dari Fox News pada Rabu (13/1).