Defisit Anggaran AS Melonjak 60,7 Persen

Khusus untuk Desember 2020, defisit anggaran AS mencapai rekor 143,6 miliar dolar AS.

Bendera Amerika Serikat
Rep: Adinda Pryanka Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Defisit pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam tiga bulan pertama tahun anggarannya atau kuartal keempat tahun 2020 memecahkan rekor 572,9 miliar dolar AS. Nilai ini 60,7 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Baca Juga


Pengeluaran untuk menangani pandemi Covid-19 yang melonjak, sedangkan pendapatan menurun menjadi faktor utama pelebaran defisit itu. Pada Rabu (13/1), Departemen Keuangan AS melaporkan, tiga bulan tahun anggaran 2021 (Oktober-Desember 2020) mencatatkan defisit 216,3 miliar dolar AS lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Seperti dilansir di AP News, Rabu (13/1), defisit mencerminkan lonjakan pengeluaran sebesar 18,3 persen menjadi 1,38 triliun dolar AS, rekor selama periode tersebut. Sedangkan, pendapatan menurun 0,4 persen menjadi 803,37 miliar dolar AS.

Khusus untuk Desember, defisit anggaran AS mencapai rekor 143,6 miliar dolar AS. Sementara besaran pengeluaran mencapai 489,7 miliar dolar AS, penerimaan negara tercatat hanya 346,1 miliar dolar AS.

Sebelumnya, defisit anggaran untuk tahun anggaran 2020 yang berakhir pada 30 September, naik ke level tertinggi sepanjang masa, yani 3,1 triliun dolar AS. Mulai musim semi, Kongres mengesahkan beberapa langkah pengeluaran senilai triliunan dolar AS lebih untuk memerangi kerugian yang terjadi terhadap ekonomi AS akibat pandemi.

Resesi, yang telah menyebabkan jutaan orang AS kehilangan pekerjaan mereka, juga menggambarkan penurunan pendapatan pajak. Di sisi lain, permintaan terhadap program dukungan pemerintah seperti tunjangan pengangguran dan kupon makanan meningkat.

 

 

 

Angka pengeluaran tersebut tidak termasuk paket bantuan 900 miliar dolar AS yang akhirnya disetujui Kongres setelah perselisihan selama berbulan-bulan karena tidak ditandatangani menjadi undang-undang hingga akhir bulan.

Presiden Donald Trump menunda penandatanganan RUU tersebut, yang disebutnya sebagai ‘aib’ karena hanya memasukkan 600 dolar AS dalam pembayaran langsung kepada individu.

Presiden terpilih Joe Biden telah mendukung peningkatan pembayaran langsung sebesar 1.400 dolar AS lagi. Ia mengatakan, jumlah yang lebih tinggi akan dimasukkan dalam putaran stimulus lain yang akan dimintakan persetujuannya pada 20 Januari atau begitu ia menjabat.

Selain pembayaran langsung, RUU bantuan Desember memperpanjang dua program tunjangan pengangguran khusus yang bertujuan meredam tekanan ekonomi. Tunjangan pengangguran telah mencapai 80 miliar dolar AS dari Oktober hingga Desember, niak dari 5 miliar dolar AS selama periode yang sama pada tahun anggaran lalu.

Kantor Anggaran Kongres (CBO) telah memperkirakan, defisit tahun ini akan mencapai 1,8 triliun dolar AS dan defisit akan tetap di atas 1 triliun dolar AS tiap tahun hingga 2030. Perkiraan CBO itu dibuat sebelum paket stimulus pada Desember disahkan dan juga tidak memperhitungkan tambahan pengeluaran yang mungkin dikeluarkan Kongres saat Biden menjabat.

Ekonom senior di Oxford Economics Nancy Vanden Houten memperkirakan, defisit tahun ini akan mencapai setidaknya 2,6 triliun dolar AS. Perkiraan ini mengasumsikan pemberian stimulus yang ditingkatkan menjadi 2 ribu dolar AS.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler