10 Hal yang Perlu Dilakukan Pria untuk Jaga Kesehatan Mental

Pria lebih jarang meminta bantuan atau mendiskusikan kesehatan mentalnya.

Pixabay
Pria lebih jarang meminta bantuan atau mendiskusikan kesehatan mentalnya (Foto: ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kematian akibat bunuh diri tiga kali lebih tinggi terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Ironisnya, laki-laki lebih jarang untuk mencari bantuan atau bahkan sekedar mendiskusikan masalah kesehatan mental yang mereka alami.

Beragam hal yang terjadi di masa pandemi Covid-19 dapat memicu stres yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi laki-laki untuk mulai lebih memperhatikan kesehatan mental mereka.

Ada 10 cara yang dapat membantu laki-laki menjaga kesehatan mental mereka. Berikut ini adalah kesepuluh cara tersebut, seperti dilansir Fatherly, Kamis (14/1).

Baca Juga


Bicara dengan Diri Sendiri
Pandangan seseorang terhadap diri sendiri akan sangat mempengaruhi bagaimana dia memproses dan memahami sesuatu yang terjadi pada dirinya. Inilah alasan mengapa penting bagi seseorang untuk meluangkan waktu sejenak dan berkomunikasi dengan diri sendiri.

Tanyakan pertanyaan seperti "Apakah saya melihat diri saya sebagai orang yang gagal karena sesuatu yang terjadi pada diri saya?", "Apakah saya merasa diri saya lemah karena merasakan perasaan tertentu atau berekasi dengan cara tertentu?", "Sudahkah saya belajar memaafkan diri sendiri?", dan pertanyaan serupa lainnya.

Ketika seseorang melihat dirinya sendiri sebagai orang yang gagal dan tidak bisa memaafkan diri sendiri, dia cenderung akan lebih mudah untuk merasa sedih, putus asa, dan lelah secara mental.


Tujuan Jangka Pendek
Memiliki sebuah tujuan pribadi dapat memunculkan perasaan bahwa seseorang memiliki tujuan. Akan tetapi, tujuan yang bersifat jangka panjang tanpa tolak ukur seringkali mudah terlupakan.

Coba untuk membuat tujuan-tujuan jangka pendek di setiap bulan. Setelah itu, cek setiap minggu mengenai kemajuan yang berhasil dicapai dan lakukan penyesuaian bila perlu.

Di penghujung bulan, ulas kembali hal-hal yang berhasil dilakukan dan hal-hal yang mungkin perlu diubah di bulan berikutnya. Tujuan-tujuan ini bisa berupa apa saja, mulai dari menyelesaikan tantangan olahraga, membaca beberapa buku, dan hal lain. Cara-cara seperti ini dapat melepaskan seseorang dari rutinitas berulang yang kerap memicu perasaan burnout.

"Kebosanan kerap menjadi akar dari burnout. Penting bagi laki-laki untuk merasa bahwa mereka sedang mengerjakan sesuatu sambil berupaya untuk merawat diri mereka sendiri," jelas psikoterapis Amy Morin yang juga pemimpin redaksi dari Verywell Mind.


Menyesuaikan Ekspektasi
Ekspektasi yang tak terpenuhi dapat mempengaruhi kesehatan mental. Penting untuk membuat ekspektasi yang lebih kecil dan lebih mudah diwujudkan untuk diri sendiri atau dalam berhubungan dengan orang lain.

"Kita tidak bisa memastikan anak-anak kita 100 persen terlibat dalam pembelajaran jarak jauh atau mendapatkan sosialisasi yang cukup hanya melalui Zoom," ujar psikolog Traci Maynigo mencontohkan.

Namun dalam kasus seperti ini, seorang ayah bisa mewujudkan hal lain bagi anak. Misalnya menciptakan kedekatan dan rasa aman bagi anak.

Pasang Batasan
Untuk menghindari burnout, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menciptakan batasan yang jelas antara rumah dan pekerjaan. Seseorang dengan pekerjaan yang penuh tekanan dan jam kerja yang panjang perlu memahami konsekuensi yang mungkin akan mereka hadapi. Misalnya, tidak bisa banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.

Psikolog Paul Losoff mengatakan bila kehidupan pribadi dan pekerjaan memunculkan kesengsaraan, ada satu hal yang perlu dilakukan. Losoff menyarankan orang tersebut untuk berpikir keras dan panjang mengenai apakah dia perlu tetap bertahan atau perlu melakukan perubahan.


Komunikasi dengan Pasangan
Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Manfaatkan komunikasi untuk menyampaikan kebutuhan ini kepada pasangan.

Sebagai contoh, seorang suami bisa berkomunikasi dengan istri kapan dia sudah mencapai batasan ketika menghadapi anak-anak. Atau, suami dan istri bisa berkoordinasi tentang jeda istirahat, sehingga masing-masing bisa memiliki waktu untuk diri pribadi.


Pertemuan Keluaga
Sebagian suami mungkin tinggal bersama istri yang sudah memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Sebagian lain mungkin membesarkan anak bersama mantan istri.

Dalam situasi seperti ini, penting untuk tetap menjaga komunikasi dan membahas hal-hal penting. Misalnya terkait kebutuhan, tanggung jawab, serta rencana. Dengan begitu, kedua orang tua bisa berada di jalan yang sama dalam membesarkan anak mereka.

 

Waktu untuk Pribadi
Luangkan waktu 30 menit untuk diri sendiri setiap hari. Manfaatkan waktu ini untuk merelaksasi diri, membakar energi, atau terlibat dalam hubungan sosial. Waktu ini juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang dianggap menenangkan atau membahagiakan, misalnya berendam air hangat, berjalan kaki dengan hewan peliharaan, bermain permainan daring bersama teman, atau membaca.

"Terlibat dalam aktivitas-aktivitas ini membantu menurunkan stres dengan cara yang beragam," jelas psikolog Kelly N Banneyer.


Lakukan Hobi
Mendalami hobi untuk me time juga dapat mmeberikan perasaan senang dan meredakan stres. Coba pilih hobi yang tidak terlalu banyak menguras pikiran dan dapat memberikan perasaan gembira.


Habiskan Waktu dengan Anak
Luangkan waktu setiap hari untuk berkomunikasi dan beraktivitas "satu lawan satu" dengan anak. Biarkan anak yang mengambil kendali dalam momen ini. Aktivitas yang dipimpin oleh anak dapat meningkatkan hubungan anak-orang tua, serta memperbaiki meregulasi emosi dan toleransi frustrasi.


Kencan dengan Pasangan
Meski sudah menikah, pasangan suami-istri tetap perlu memiliki waktu berdua sendiri. Terlebih, stres cenderung lebih tinggi di tengah situasi pandemi yang mengisolasi. Momen untuk menghabiskan waktu berasama pasangan ini bisa dilakukan kapan saja, misalnya menghabiskan waktu dengan menonton televisi berdua sambil bersantai di kursi setelah anak-anak tidur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler