Nepal Setujui Penggunaan Darurat Vaksin AstraZeneca

Nepal telah melaporkan 266.816 kasus covid-19.

EPA
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pemerintah Nepal pada Jumat (15/1) memberikan persetujuan untuk penggunaan vaksin pelawan virus corona buatan AstraZeneca, COVISHIELD. "Izin bersyarat telah diberikan untuk penggunaan darurat vaksin COVISHIELD untuk melawan COVID-19 di Nepal," kata Departemen Administrasi Obat Nepal.

Nepal telah melaporkan 266.816 kasus. Sebanyak 1.948 kematian dikonfirmaasi akibat COVID-19.

Pengumuman persetujuan penggunaan darurat vaksin buatan AstraZeneca itu menyusul pertemuan antara Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar dan Menlu Nepal Pradeep Kumar Gyawali pada Jumat. Menurut pernyataan kementerian luar negeri India, pertemuan itu membahas "kerja sama erat" tentang pandemi

Baca Juga


Pernyataan Kemenlu India itu menyebutkan bahwa Nepal meminta agar India memasok vaksin COVISHIELD ke negara Himalaya itu. Namun, pihak Kemenlu India tidak memberikan keterangan lebih lanjut.

India, salah satu produsen obat terkemuka dunia, telah memulai pembuatan vaksin COVID AstraZeneca, serta COVAXIN, yang dikembangkan oleh Bharat Biotech International dengan suatu lembaga yang dikelola negara. India sendiri akan memulai gerakan vaksinasinya pada Sabtu (16/1).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler