Whatsapp Akhirnya Tunda Pembaruan Kebijakan Privasi

Whatsapp menunda peluncuran kebijakan baru hingga Mei karena menuai protes global.

EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Whatsapp
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform perpesanan milik Facebook, Whatsapp, menunda pembaruan yang bertujuan meningkatkan transaksi bisnis di platform tersebut. Penundaan dilakukan setelah meningkatnya kekhawatiran dari pengguna atas kebijakan privasi.

Baca Juga


Pengguna Whatsapp menerima pemberitahuan awal bulan ini bahwa platform tersebut sedang mempersiapkan kebijakan dan ketentuan privasi baru. Pembaruan itu berarti pengguna dapat membagikan beberapa data dengan aplikasi Facebook.

Hal itu memicu protes global dan membuat pengguna bermigrasi ke aplikasi perpesanan saingan, termasuk Telegram dan Signal. Whatsapp, menurut laporan Reuters, Jumat (15/1), mengatakan akan menunda peluncuran kebijakan baru hingga Mei, yang rencananya dirilis Februari.

“Kami telah mendengar dari begitu banyak orang kebingungan seputar pembaruan terbaru kami,” tulis pernyataan resmi WhatsApp dikutip dari The Verge, Jumat (15/1).

WhatsApp menegaskan banyak informasi yang salah yang menyebabkan kekhawatiran. Untuk itu, WhatsApp juga akan mengupayakan agar semua pengguna dapat memahami apa yang akan dilakukan dalam pembaruan kebijakan privasi tersebut.

Pembaruan tersebut difokuskan pada kemungkinan pengguna untuk mengirim pesan dengan fitur bisnis, dan pembaruan tersebut tidak memengaruhi percakapan pribadi, yang akan terus dilindungi enkripsi ujung ke ujung atau end-to-end encryption

"Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook," kata Whatsapp.

"Meskipun tidak semua orang berbelanja dengan fitur bisnis di Whatsapp saat ini, kami pikir lebih banyak orang akan memilih untuk melakukannya di masa depan dan penting orang-orang mengetahui layanan ini," Whatsapp menambahkan.

Whatsapp akan menggunakan penundaan tiga bulan tersebut untuk mengkomunikasikan dengan lebih baik lagi kepada pengguna. Khususnya mengenai perubahan dalam kebijakan baru tersebut.

Whatsapp mengatakan tidak ada yang akan kehilangan akses ke aplikasi jika mereka tidak menyetujui perjanjian persyaratan layanan baru. “Kami kemudian akan mendatangi secara bertahap untuk meninjau kebijakan sesuai kemampuan mereka sendiri sebelum opsi bisnis baru tersedia pada 15 Mei,” jelas WhatsApp.

Facebook telah meluncurkan fitur bisnis di Whatsapp selama satu tahun terakhir untuk meningkatkan pendapatan dari unit yang yang tumbuh lebih tinggi, seperti Whatsapp dan Instagram, sembari membentuk infrastruktur e-commerce di seluruh platform Facebook. Facebook mengakuisisi WhatsApp seharga 19 miliar dolar AS pada 2014, tetapi lambat dalam menghasilkan uang.

Kebijakan baru soal privasi membuat platform tersebut dapat berbagi data pribadi tertentu, seperti nomor telepon dan alamat IP pengguna, dengan Facebook. "Kami tidak menyimpan catatan tentang siapa yang mengirim pesan atau menelepon semua orang. Kami juga tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan dan kami tidak membagikan daftar kontak Anda dengan Facebook," kata Whatsapp.

Pada Oktober, Whatsapp mengatakan akan mulai menawarkan pembelian dalam aplikasi melalui Facebook Shops dan akan menawarkan pelanggan perusahaan yang menggunakan alat perpesanan layanan tersebut kemampuan untuk menyimpan pesan-pesan itu di server Facebook.

Pada saat itu Whatsapp mengatakan obrolan dengan bisnis menggunakan layanan hosting baru tidak akan dilindungi oleh enkripsi ujung ke ujung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler