Ikuti Langkah AS dan Inggris, Australia Perketat Impor China

Pengetatan impor terutama dilakukan terhadap barang-barang dari Xinjiang, China.

Republika
Hubungan Australia-China memanas. ilustrasi
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Australia bergabung Amerika Serikat (AS) dan Inggris terkait kekhawatiran mereka mengenai penggunaan produk dari wilayah Xinjiang, China dalam rantai pasokan global. Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne meminta perusahaan Australia yang mengambil barang dari Xinjiang untuk memeriksa rantai pasokan dan pemasok dengan benar.

Baca Juga


Pemerintah Australia berusaha meningkatkan tekanan kepada China atas perlakuan mereka terhadap minoritas Muslim etnis Uighur. AS mengatakan, China telah menahan lebih dari satu juta orang Uighur dan etnis dan agama minoritas lainnya di kamp-kamp 'pendidikan ulang'. 

Pemerintah China berulang kali menolak klaim tersebut dengan alibi mereka memerangi separatisme dan ekstremisme agama di wilayah tersebut.

Australia menyusul sikap serupa yang telah lebih dahulu dilalukan Inggris dan AS. Inggris pada bulan ini akan mendenda perusahaan jika mereka menutup-nutupi impor dari Xinjiang, sementara AS pada pekan ini melarang masuknya semua produk kapas dan tomat dari wilayah tersebut dengan alasan kekhawatiran atas kerja paksa.

 

Australia, ucap Payne, menyampaikan keprihatinan serius dari mitra internasional, seperti Inggris tentang pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. "Termasuk dalam kaitannya dengan kerja paksa dan penahanan sewenang-wenang," ucap Payne yang dikutip dari Bloomberg pada Ahad (17/1).

Menurut Payne, perusahaan Australia yang mencari produk dari Xinjiang perlu melakukan uji tuntas ke dalam rantai pasokan dan pemasok mereka.

Hubungan antara Australia dan China sebagai mitra dagang utamanya, memang memburuk sejak 2018 ketika Huawei Technologies Co dilarang membangun jaringan 5G di Australia. Kondisi ini semakin memanas setelah Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona pada tahun lalu. 

Sikap Australia kemudian dibalas China dengan menyetop pembelian berbagai komoditas Australia, termasuk batu bara, jelai, gula, kayu, anggur, dan lobster.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler