Matikan Kamera Saat Rapat Bisa Hemat Emisi Karbon Lho
Satu jam konferensi video atau streaming, menghasilkan hingga 1.000 gram karbon.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pandemi yang sedang berlangsung telah memperlihatkan penurunan yang nyata dalam emisi karbon global. Penutupan pabrik dan lalu lintas terbatas menyebabkan emisi karbon berkurang.
Sayangnya, peningkatan hiburan di rumah dan pekerjaan jarak jauh, menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal Resources, Conservation & Recycling masih menghadirkan dampak lingkungan yang signifikan. Tak bisa dihindari, bekerja dari rumah menyebabkan lalu lintas internet disimpan dan ditransfer ke seluruh dunia meningkat.
Menurut penelitian dengan judul The overlooked environmental footprint of increasing Internet use, di beberapa negara, penggunaan internet telah melonjak setidaknya 20 persen sejak karantina wilayah dimulai pada Maret tahun lalu. Jika tingkat permintaan itu berlanjut hingga 2021, akan membutuhkan hutan dua kali ukuran Indiana untuk mengimbangi emisi karbon yang dikeluarkan.
Hanya satu jam konferensi video atau streaming, menghasilkan antara 150 dan 1.000 gram karbon dioksida. Sebagai perbandingan, satu galon bensin yang digunakan dalam mobil mengeluarkan emisi sekitar 8.887 gram karbon.
Listrik yang diperlukan bagi kita semua untuk pemrosesan Internet memiliki biaya lingkungan yang serius, tetapi sejauh ini hanya jejak karbonnya yang benar-benar dianalisis. Mengurangi unduhan data juga akan mengurangi permintaan air (jejak air) dan jejak tanah.
Jika peningkatan penggunaan berlanjut, air tambahan yang diperlukan untuk memproses dan mengirimkan data dapat memenuhi lebih dari 300.000 kolam renang ukuran Olimpiade. Tim memperkirakan-dan lahan yang dibutuhkan akan setara dengan luar Los Angeles.
Dilansir dari Daily Mail, Senin (18/1), mematikan kamera selama rapat Zoom dapat menghemat antara satu setengah dan tiga galon air dan hampir tujuh inci tanah. Tim tersebut memperkirakan jejak karbon, air dan tanah yang terkait dengan satu gigabyte data yang digunakan di 18 platform populer.
Mereka menemukan Netflix mengambil porsi terbesar di ketiga kategori yakni emisi karbon, penggunaan air serta tanah. Mengakses Netflix artinya menggunakan sekitar 11 inci persegi tanah dan dua galon air per jam dan menghasilkan lebih dari 440 gram CO2. Netflix diikuti oleh Zoom, TikTok, WhatsApp dan Facebook.
Mereka menemukan semakin banyak video yang digunakan dalam sebuah aplikasi, semakin besar jejaknya di ketiga area tersebut. Sesuatu yang sederhana seperti menonton serial Netflix favorit dalam definisi standar, bukan definisi tinggi dapat menurunkan jejak hingga 86 persen.
Seorang ilmuwan di Yale MacMillan Center, Kaveh Madani mengatakan tanpa persetujuan pengguna, platform ini meningkatan jejak di lingkungan .
"Sistem perbankan memberitahu Anda dampak positif lingkungan dari penggunaan tanpa kertas, tetapi tidak ada yang memberi tahu Anda manfaat mematikan kamera atau mengurangi kualitas streaming Anda,” ujar Madani.
Madani bekerja sama dengan Roshanak Nateghi, seorang profesor teknik industri di Universitas Purdue, untuk melihat tidak hanya bagaimana jejak tanah dan air bervariasi menurut platform, tetapi menurut negara. Mereka mengumpulkan data yang tersedia untuk umum, untuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Brasil, China, Prancis, Jerman, India, Iran, Jepang, Meksiko, Pakistan, Rusia dan Afrika Selatan.
Temuan mereka mengubah pemahaman tentang lanskap global dalam hal tanggung jawab lingkungan. Jerman biasanya disebut-sebut sebagai pemimpin dunia dalam energi terbarukan, misalnya, dengan jejak karbon jauh di bawah median global. Tetapi, para peneliti menghitung, jejak lahannya untuk produksi energi lebih dari dua kali lipat dibandingkan rata-rata global.
Di AS, pemrosesan dan transmisi internet menciptakan jejak karbon yang sekitar 10 persen lebih tinggi dari rata-rata dunia, tetapi jejak air dan tanah hampir setengahnya.
“Jika Anda hanya fokus pada satu jenis jejak, Anda akan melewatkan yang lain yang dapat memberikan gambaran yang lebih holistic tentang dampak lingkungan,” kata Nateghi.