4 Jenis Makanan Aneh yang Disajikan untuk Penghuni Neraka
Para penghuni nereka mendapat sajian makanan aneh dan mengerikan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penghuni Neraka diberi makanan "spesial" yang belum pernah terbayang sebelumnya.
Ada beberapa makanan yang disiapkan untuk mereka berdasarkan lapisan Neraka. Makanan pertama adalah zaqqum, yang berasal dari pohon yang diciptakan dari api.
Zaqqum adalah makanan yang jelek dan jahat. Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa:
لو أنَّ قطرةً قَطِرَتْ من الزَّقُّومِ في الأرضِ لأَمَرَّتْ على أهلِ الدنيا معيشتَهم فكيفَ بمن هوَ طعامُهُ وليس له طعامٌ غيرُه
"Jika setetes air dari pohon zaqqum jatuh menetes ke bumi, maka akan merusak kehidupan penduduk dunia. Jadi, bagaimana dengan orang yang memakannya?" (HR Ahmad Syakir dalam Musnad Ahmad, dari jalur Mujahid bin Jabr al-Makki, dengan sanad yang sahih)
Makanan kedua yang dikonsumsi penghuni neraka adalah ghislin, atau nanah orang-orang neraka dengan derajat suhu yang tinggi sehingga panas. Rasanya tidak enak, dan bau.
Ini adalah makanan yang dikhususkan bagi mereka yang telah berbuat dosa di jalan yang lurus, dan terikat di jalan Neraka. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Haqqah ayat 35-37:
فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ*وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ*لَّا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ "Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa."
Makanan ketiga bagi penghuni neraka ialah dhari', atau pohon dengan duri yang kering dan tidak memiliki daun. Ini makanan yang sangat kejam, jahat, jelek, dan pahit, sehingga tidak menggemukkan tubuh orang yang memakannya, dan tidak menghilangkan rasa lapar mereka. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 6-7:
لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ*لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِن جُوعٍ "Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar."
Makanan keempat yakni makanan dzaghussah. Ibnu Abbas menafsirkan bahwa makanan tersebut ialah suatu makanan yang menempel di tenggorokan, tetap berada di dalam, dan tidak keluar-masuk.