Mutasi Virus Corona Ditemukan di Jerman Selatan

Varian baru virus corona dari Jerman berbeda dengan mutasi di Inggris dan Afsel.

CDC via AP
Virus corona tipe baru penyebab Covid-19 (Ilustrasi). Virus corona yang telah bermutasi ditemukan di Jerman Selatan. Variannya berbeda dengan hasil mutasi di Inggris dan Afrika Selatan.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Mutasi virus corona telah ditemukan di antara 35 pasien baru yang terinfeksi di Garmisch-Partenkirchen, Jerman Selatan. Jenis ini berbeda dengan yang ditemukan di Inggris, tetapi dokter belum tahu seberapa menular dan mematikan varian tersebut.

"Fakta bahwa itu adalah varian baru tidak berarti lebih menular," ujar Direktur pelaksana klinik Garmisch-Partenkirchen Frank Niederbühl, dilansir Deutsche Welle, Rabu (20/1).

Wakil Direktur Medis, Clemens Stockklausner, mengatakan, masyarakat tidak perlu panik. Peneliti masih melakukan pengurutan genom terhadap varian baru SARS-CoV-2 itu.

Baca Juga


"Kami harus menunggu urutan lengkapnya. Kami tidak bisa mengatakan sama sekali pada saat ini apakah (mutasi) ini memiliki relevansi klinis," katanya.

Sampel telah dikirim ke Rumah Sakit Charite Berlin untuk pemeriksaan lebih lanjut. Stockklausner menekankan bahwa mutasi baru itu berbeda dengan yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

 




Varian dari Inggris dan Afrika Selatan lebih menular, meskipun tidak ada yang menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi. Varian baru juga kemunkinan tidak mengurangi khasiat dari vaksin yang saat ini ditawarkan, menurut para ahli medis.

"Tingkat infeksi baru telah menurun dalam beberapa hari terakhir di Jerman dan keterisian unit perawatan intensif oleh pasien Covid-19 telah turun 10-15 persen," menurut Menteri Kesehatan Jens Spahn.

Pejabat tinggi kesehatan Jerman juga mengatakan, pengujian intensif terhadap komuter lintas batas harus diterapkan untuk membantu mencegah varian baru memasuki negara itu. Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di Jerman naik 7.141 pada hari Senin (18/1), menurut Robert Koch Institute (RKI) untuk penyakit menular. 

Jumlah itu 5.000 kasus lebih sedikit daripada Senin lalu, tetapi angka harian dari Bavaria dan Rhineland-Palatinate tidak lengkap. Sebanyak 16 Perdana Menteri negara bagian Jerman bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Selasa untuk membahas kemungkinan langkah-langkah lebih ketat yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona.  

Wakil Kanselir Olaf Scholz telah menyerukan perpanjangan serta pengetatan lockdown yang akan berakhir pada akhir bulan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler