Peneliti Ungkap Ada Banyak Periode Zaman Es di Mars
Zaman es yang berbeda ini mencerminkan waktu ketika Mars bergerak pada porosnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berdasarkan analisis terbaru dari gletser di Mars, ilmuwan menyimpulkan planet tersebut pernah mengalami antara enam dan 20 zaman es terpisah selama 300 hingga 800 juta tahun terakhir. Gletser di Mars, diklaim berbeda dengan Gletser yang sempat menutupi Bumi 20 ribu tahun lalu.
Jika Bumi sempat ditutupi Gletser dan kemudian Gletser itu berpindah ke kutub, maka, Gletser di Mars tidak pernah beralih. Sebaliknya, gletser itu tetap membeku di permukaan planet dengan suhu rata-rata 81 derajat Fahrenheit, selama lebih dari 300 juta tahun.
"Semua batu dan pasir yang dibawa es itu tetap berada di permukaan. Ini seperti meletakkan es di pendingin di bawah semua sedimen itu,’’ kata penulis studi Joe Levy, seorang ahli geologi planet dan asisten profesor geologi di Universitas Colgate, dikutip CNN, Kamis (21/1).
Sejauh ini, Gletser di Mars memang telah lama menjadi misteri bagi ahli geologi yang mencoba untuk menentukan apakah ada satu zaman es Mars yang diperpanjang. Termasuk, yang menyebabkan pembentukan zaman es dan mencakup jutaan tahun.
Dengan adanya temuan baru ini, ke depan para ilmuan bisa mempelajari bebatuan yang ditemukan di permukaan gletser. Mengingat, belum mungkin untuk mengunjungi Mars dan mempelajari permukaannya secara langsung. Karenanya, Levy dan 10 mahasiswa di Colgate University di negara bagian New York menggunakan gambar 45 gletser yang diambil oleh Mars Reconnaissance Orbiter NASA.
Menurut Levy, resolusi gambar yang tinggi itu, memungkinkan para peneliti untuk menghitung bebatuan dan menentukan ukurannya. Perbesaran citra pengorbit memungkinkan tim melihat benda-benda seukuran meja makan di permukaan Mars.
Para peneliti selanjutnya, menghitung dan mengukur 60 ribu batuan secara keseluruhan. Kecerdasan buatan (AI), disebut Levy akan mengurangi beberapa pekerjaan, yang membutuhkan waktu enam bulan untuk diselesaikan. Namun demikian AI tidak dapat membedakan batuan dari permukaan gletser.
"Kami melakukan semacam pekerjaan lapangan virtual, berjalan naik dan turun gletser ini dan memetakan bebatuan. Faktanya, batu-batu besar itu memberi tahu kita cerita yang berbeda. Bukan ukuran mereka yang penting yang penting adalah bagaimana mereka dikelompokkan." kata Levy.
Dijelaskan, zaman es terjadi ketika kemiringan sumbu planet bergeser, yang dikenal sebagai obliquity. Zaman es yang berbeda ini terbentuk secara terpisah untuk mencerminkan waktu ketika Mars bergerak pada porosnya. Hal ini menjelaskan iklim Mars dan bagaimana hal itu berubah.
"Makalah ini adalah bukti geologis pertama dari apa yang mungkin telah dilakukan orbit Mars dan kemiringan selama ratusan juta tahun," kata Levy.
Studi tersebut diterbitkan pada Senin lalu di Proceedings of the National Academies of Sciences. Studi itu menjelaskan, kandungan gletser yang ada di Mars. Penjelasan tersebut bisa jadi termasuk bukti kehidupan yang mungkin pernah ada di Mars. "Jika ada penanda biologis yang bertiup di sekitar, itu akan terperangkap di dalam es juga," kata Levy.
Penemuan pita batuan di dalam gletser juga merupakan informasi yang berguna bagi astronot yang suatu saat mungkin akan mendarat di Mars. Utamanya, untuk mengebor gletser demi menggunakan air esnya.
Dengan adanya temuan baru ini, peneliti ke depannya mengklaim akan terus memetakan gletser di Mars dengan harapan mempelajari lebih banyak tentang masa lalu planet ini. Khususnya, bagaimana dan apakah ada kehidupan dalam sejarahnya.
"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengetahui rincian sejarah iklim Mars, termasuk kapan dan di mana lokasi yang cukup hangat dan cukup basah untuk menjadi air asin dan air cair," kata Levy.