Lebanon Kembalikan Lukisan Yesus dan Maria ke Yunani

Lukisan itu dicuri dari sebuah pameran di Athena pada 2016.

Lebanon Kembalikan Lukisan Yesus dan Maria ke Yunani. Ilustrasi
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon menyerahkan kembali dua ikon religius abad ke-18, Yesus dan Maria ke Yunani pada Selasa (19/1) lalu. Berdasarkan sumber pengadilan di Lebanon, kedua lukisan tersebut dikembalikan setelah disita dalam acara pelelangan.

Baca Juga


Dikutip dari Al Arabiya, lukisan-lukisan itu dicuri dari sebuah pameran di Athena pada 2016. Kemudian, Yunani mengeluarkan pemberitahuan internasional yang menyerukan agar lukisan-lukisan itu dikembalikan.

Ikon lukisan religius Kristen biasanya tentang orang-orang suci dan dianggap sakral. Lebanon telah meluncurkan penyelidikan, tetapi sampai saat ini tidak diketahui siapa yang mencurinya atau bagaimana mereka dibawa ke negara itu.

"Orang yang membeli lukisan pada lelang di Lebanon telah ditanyai," kata sumber pengadilan.

 

Menurut sumber itu, pembeli tersebut rencananya akan mengirimkannya ke Jerman untuk dijual pada lelang internasional di sana. Setelah disita, lukisan-lukisan itu kemudian diserahkan kepada duta besar Yunani di Beirut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Yunani telah menemukan kembali beberapa ikon religius lain yang bernilai ribuan dolar. Pada 2011, pejabat Yunani memblokir penjualan selusin ikon religius oleh dua galeri seni di Inggris dan Belanda setelah menemukan barang-barang itu telah dicuri bertahun-tahun sebelumnya.

Ikon-ikon itu, yang berasal dari sebelum abad ke-18 dan masing-masing dapat berharga dari 7.000 dolar AS hingga 21 ribu dolar AS. Ikon tersebut dicuri dari biara dan gereja yang tidak dijaga di wilayah Epirus yang berpenduduk jarang di barat laut Yunani.

 

Pada 2008, Inggris mengembalikan ikon abad ke-14 ke Yunani yang dicuri dari biara Ortodoks Yunani 30 tahun sebelumnya. Ikon itu ditemukan di tangan seorang kolektor yang berbasis di London.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler